nasional

Anggota Polri Terpapar Orientasi Seks Menyimpang, Jenderal Polisi Ini Terang-terangan Cari Alat Pendeteksi LGBT

Selasa, 28 Oktober 2025 | 15:21 WIB
Kepolisian tengah mencari alat atau teknologi yang bisa mendeteksi anggota polisi terpapar LGBT. (Foto: Canva-Alexander Grey from Pexels)

KONTEKS.CO.ID – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tengah mencari alat guna mendeteksi anggota polisi yang terpapar lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT.

Masalah paparan LGBT adalah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi Polri. Di antaranya, intoleransi dan radikalisme.

Persoalan itu diungkap Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (AsSDM) Irjen Pol Anwar dalam diskusi 'Rekonstruksi Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara untuk Mewujudkan Polri Sadar Berkarakter' melalui tayangan akun YouTube Divisi Humas Polri, Selasa 28 Oktober 2025.

Baca Juga: Kisah Guru Dirikan AgenBRILink di Pedalaman Papua, Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan Masyarakat

"Apakah ada masalah di Polri? Ada. Jadi saya harus jujur mengatakan, berkaitan dengan SSDM polri, masalah apa yang kita hadapi? Satu, masalah intoleransi, masalah radikal, Apakah polri sudah terpapar? Iya. Kami harus akui itu," ungkapnya dalam tayangan YouTube.

Kemudian ia memberi contoh anggota Polwan di Maluku Utara yang terpapar paham radikal belum lama ini. Korban terhasut oleh informasi dari medsos hingga memutuskan keluar dari Polri dan bergabung dengan kelompok radikal.

Ada pula kegiatan Polisi Cinta Sunnah (PCS) yang justru berakhir pada penyebaran paham Wahabi. "Doktrinnya melaksanakan sunah Nabi Muhammad SAW tapi dilencengkan. Karena untuk masuk kegiatan itu harus menunjukkan yang benar, yang ujungnya adalah Wahabi," paparnya.

Baca Juga: Dukung KPK Bongkar Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, Komisi III DPR: Jangan Takut, Usut Tuntas!

Karena itu, ia mengungkapkan, guna mengantisipasi adanya paparan paham radikal, Polri rutin mengadakan kegiatan agama setiap hari Kamis.

Ia menggarisbawahi peranan media sosial guna dimanfaatkan melawan penyebaran paham radikal. "Mereka (teroris) bisa mencuci otak dengan medsos, maka kita juga gunakan medsos untuk mencuci otak anggota kita yang benar. Mengimbanginya," tambah Anwar.

Permasalahan lainnya yang menjangkiti anggota Polri adalah LGBT. Hingga kini, dia mengaku masih kesulitan mendeteksi anggota yang terpapar LGBT.

Baca Juga: Hubungan Memanas! Vinicius Junior Dikabarkan Tak Betah di Real Madrid

Anwar bahkan mengaku tengah mencari alat yang bisa mendeteksi LGBT. Sebab proses deteksi melalui jejak digital masih sulit dilakukan.

"Saya masih mencari, di mana alat untuk bisa mendeteksi itu. Rupanya kita belum punya (alat deteksinya). Mungkin nanti kita mencari ke situ (teknologi)," jelasnya.

Halaman:

Tags

Terkini