nasional

Prof Ikrar Nusa Bhakti Duga Keras Gibran Tak Lulus SMP dan Ijazah Perguruan Tingginya Disinyalir Palsu

Senin, 13 Oktober 2025 | 05:40 WIB
Prof Ikrar Nusabakti. (KONTEKS.CO.ID/tangkapan layar Abraham Samad Speak Up)
KONTEKS.CO.ID – Pengamat politik Prof Ikrar Nusa Bhakti menduga keras bahwa Gibran Rakabuming Raka bukan hanya tidak lulus SMA tetapi SMP.
 
"SMP Bung," kata Prof Ikrar dalam siniar Abraham Samad Speak Up dikutip pada Senin, 13 Oktober 2025.
 
Prof Ikrar tetap mengatakan bahwa Gibran diduga keras tidak lulus SMP setelah dikonfirmasi ulang bukannya yang bersangkutan tidak lulus SMA atau sederajat seperti informasi yang disebut banyak pihak.
 
Baca Juga: Tagih Janji Klarifikasi Ijazah Gibran, Roy Suryo Klaim Dihalangi Hingga Didatangi Polisi di Kemendikbud
 
"Kenapa SMP? Karena kenapa kok misalnya SMP Negeri 1 Surakarta baru sekarang ngomong bahwa dia [Gibran] adalah alumni kami. Sementara kan kita tahunya Gibran itu sekolah di Singapura itu 4 tahun," ucapnya.
 
Ia mengatakan, hal itu banyak dipertanyakan orang karena SMP-nya sampai 4 tahun serta mana ijazahnya. Selanjutnya, ada yang mengaku mengantar Gibran ke Singapura untuk sekolah.
 
"Kemudian yang juga katanya, aku yang ngantar dia ke Orchard Park Secondary School," ujarnya.
 
Baca Juga: Kasus Ijazah Gibran Sulit Diselamatkan, Indra J Piliang: Saatnya Lempar Handuk!
 
Prof Ikrar menyebutkan, ini janggal karena tingkat sekolah Gibran di Singapura itu secondary school. Padahal dia disebut lulusan SMP 1 Surakarta.
 
"Coba, secondary school itu ya apa namanya menurut terjemahan bahasa Indonesianya? SMP plus sampai kelas SMA," ujarnya.
 
Menurut Prof Ikrar, untuk masuk kuliah di perguruan tinggi atau universitas, itu syaratnya tentu sudah banyak yang tahu, harus lulusan sekolah tingkat apa.
 
Baca Juga: Prof Ikrar Nusa Bhakti Bocorkan 6 Poin Pertemuan Empat Mata Jokowi-Prabowo, di Antaranya Ijazah Palsu Hingga Megakorupsi
 
"Kemudian ada berapa langkah gitu kan apakah itu dilakukan, tidak," ucapnya.
 
Ia mempertanyakan itu karena ijazah Gibran dari Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan University of Bradford, Inggris, diduga palsu.
 
"Itu ternyata kan juga palsu. Saya juga terkaget-kaget kok. Tadinya kan saya cuma lihat, kenapa kemudian salamannya seperti ini, ternyata akhirnya sekarang terbongkar. Dan believe it, buat saya it's very disgusting," tandasnya.***

Tags

Terkini