nasional

Kementerian ESDM Menegaskan Indonesia Tak Pernah Impor LNG, Begini Klaimnya

Selasa, 12 Agustus 2025 | 10:45 WIB
Isu Munaslub Golkar mengemuka, Bahlil bereaksi tegas. (Instagram @bahlillahadalia)

KONTEKS.CO.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menepis anggapan Indonesia pernah mengimpor gas alam cair (LNG).

Ia memastikan, kapasitas produksi nasional masih cukup untuk memenuhi permintaan dalam negeri sekaligus melaksanakan komitmen ekspor.

“Hingga hari ini, Indonesia tidak pernah melakukan impor LNG. Kami mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan domestik dan kontrak dengan pihak luar negeri,” kata Bahlil usai menyampaikan Laporan Capaian Kinerja Semester I 2025, awal pekan ini.

Baca Juga: Korupsi LNG, KPK Jebloskan 2 Mantan Pejabat Pertamina ke Jeruji Besi

Bahlil mengungkapkan, keputusan pemerintah menahan sebagian ekspor LNG merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Kepala negara, lanjutnya, menginginkan gas tersebut dimanfaatkan secara optimal untuk industri dan kebutuhan energi di dalam negeri.

“Kami tetap menghormati kontrak KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yang sudah disepakati sebelum produksi dimulai. Itu harus dijaga,” ujarnya.

Baca Juga: Sempat Periksa Ahok, KPK Kini Garap 2 Eks Petinggi Pertamina dalam Kasus LNG

Ia menekankan, mengabaikan komitmen tersebut dapat menimbulkan dampak negatif, termasuk menurunnya kepercayaan dunia terhadap Indonesia.

“Posisi kita saat ini masih ‘gas rem’ untuk ekspor LNG,” tambahnya.

Data Semester I 2025 menunjukkan, Indonesia mengekspor LNG sebesar 1.721 BBTUD atau 31 persen dari total pengelolaan gas bumi yang mencapai 5.598 BBTUD.

Baca Juga: Gibran Tak Salami AHY hingga Bahlil, Puan Sebut Kabinet Prabowo Baik-baik Saja

Sementara itu, 69 persen sisanya, setara 3.877 BBTUD, digunakan untuk kebutuhan domestik.

Penggunaan di dalam negeri mencakup hilirisasi industri sebesar 2.110 BBTUD (38 persen) serta kebutuhan lain sebesar 1.767 BBTUD, meliputi bahan bakar gas (BBG), jaringan gas (jargas), peningkatan produksi migas, ketenagalistrikan, LNG, dan LPG.***

Tags

Terkini