KONTEKS.CO.ID - Wapres Gibran Rakabuming Raka mengusulkan mengirim anak-anak atau remaja nakal ke pesantren yang berbeda dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM yang kirim ke barak militer.
Pun demikian dengan kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Dia memutuskan menggelar kegiatan bersholawat sebagai upaya menyentuh sisi spiritual anak-anak yang dianggap nakal.
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, usulan Gibran tersebut bisa dicoba dan patut dipertimbangkan.
Baca Juga: Tips Maraton untuk Pemula agar Sukses Menyelesaikan Lomba
"Ini kenapa menjadi penting karena yang menyampaikan adalah Wapres, orang nomor dua di negara kita," ujar Adi di kanal YouTube miliknya @Adi Prayitno Official, Minggu 18 Mei 2025.
Menurut Adi, terlepas dari pro dan kontra yang ada, ide dan gagasan mengirim para remaja bermasalah ke Pesantren bagian dari inovasi.
"Karena di Pesantren diajarkan ajaran yang terkait kedisiplinan. Mungkin di barak ada (ajaran) kedisplinan, di tempat lain juga ada," ujarnya.
Baca Juga: Lima Tim yang Sulit Dipercaya Kalau Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Faktanya Mereka Terancam!
Pesantren, kata dia, memiliki tradisi yang enerjik. Bukan hanya soal fisik tapi kedalaman rohaninya juga dipelajari.
Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebut, pesantren punya keunggulan tersendiri dalam mendidik generasi muda untuk membentuk karakter.
Contohnya, kata dia, para santri harus bangun sejak pukul 04.00 dini hari, salat, pengajian, hingga menjalani latihan fisik.
Baca Juga: Preview Arsenal vs Newcastle: Duel Krusial di Emirates Demi Tiket Liga Champions
"Jadi ketaatan, ketertiban diatur di pesantren," ucapnya.
Kemudian, sehari-harinya penuh dengan aktivitas yang mendidik secara mental, spiritual, dan sosial.