KONTEKS.CO.ID - Keputusan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meralat mutasi sejumlah perwira tinggi (Pati) TNI yang baru diumumkan satu hari menuai kritik. Salah satunya dari Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS).
Menurut penilaian Co-Founder ISDS Dwi Sasongko, pembatalan mutasi tujuh Pati TNI termasuk Letjen Kunto Arief Wibowo mencerminkan ketidaksiapan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan di tingkat tertinggi TNI.
Kemudian, ada indikasi potensi masalah sistemik dalam tata kelola di tubuh TNI.
Baca Juga: Tips Mencegah Cipratan Air dari Spakbor Motor saat Hujan
Mutasi di tubuh TNI, kata Dwi, seharusnya merupakan proses yang matang.
Lalu, berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja, kebutuhan organisasi, dan pertimbangan strategis jangka panjang.
"Ketika sebuah keputusan penting seperti ini diralat dalam waktu singkat, muncul kesan bahwa kebijakan tersebut diambil secara terburu-buru, tidak transparan, atau bahkan dipengaruhi oleh kepentingan di luar institusi," ujar Dwi dalam keterangan tertulis, Sabtu 3 April 2025.
"Hal ini berpotensi merusak kredibilitas TNI sebagai institusi yang menjunjung tinggi disiplin, ketegasan, dan stabilitas internal," sambungnya.
Tak hanya itu, kebijakan yang berubah-ubah juga berdampak negatif terhadap moral para perwira dan prajurit.
Bahkan, kata dia, ketidakpastian dalam penempatan jabatan bisa menurunkan motivasi dan memunculkan spekulasi liar di lingkungan internal maupun eksternal.
"Dalam konteks reformasi militer dan profesionalisme TNI, hal ini merupakan kemunduran yang perlu mendapat perhatian serius," kata Dwi.
Baca Juga: Cara Mematikan Update Otomatis di Windows 10
Peristiwa itu pun harus menjadi pelajaran serius bagi TNI agar kejadian serupa tidak terulang.