nasional

Tradisi Turun-Temurun, Warga Ponpes Mahfilud Dluror di Jember Rayakan Lebaran Lebih Awal

Minggu, 30 Maret 2025 | 11:45 WIB
Sebagian warga di Ponpes Mahfidul Dluror, Jember melaksanakan salat Id lebih awal. (Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

KONTEKS.CO.ID – Sebagian warga di sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Dluror dan Ponpes Salafiyah Syafi'iyah di Desa Suger Kidul, Kabupaten Jember, merayakan Idulfitri lebih awal pada Minggu 30 Maret 2025.

Keputusan ini berbeda dengan pemerintah yang menetapkan 1 Syawal jatuh pada Senin 31 Maret 2025.

Ratusan jamaah dari dua pondok pesantren tersebut memadati masjid untuk melaksanakan salat Id.

Baca Juga: Lebaran Lebih Awal, Jemaah An-Nadzir Gowa Tetapkan 1 Syawal pada 30 Maret

Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Jelbuk turut mengamankan lokasi mengingat posisi pesantren berada di perbatasan Jember dan Bondowoso dengan arus lalu lintas yang cukup padat.

Metode Penetapan 1 Syawal

Pengurus Ponpes Salafiyah Syafi'iyah, Irwanto, menjelaskan bahwa penetapan 1 Syawal dilakukan berdasarkan kitab salaf Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais, yang telah diterapkan sejak tahun 1826 dengan sistem khumasi.

Metode ini menentukan awal Ramadan lebih awal, sehingga jamaah telah menyelesaikan 30 hari puasa lebih cepat dibandingkan metode yang digunakan pemerintah.

Baca Juga: Cara Mudah Temukan Lokasi SPKLU, Anti Mogok Selama Mudik

"Kami berpuasa lebih awal pada 28 Februari 2025 berdasarkan metode yang telah diterapkan turun-temurun. Oleh karena itu, Idulfitri jatuh pada hari Minggu," ujar Irwanto.

Ia menambahkan bahwa sistem hisab dan rukyat yang digunakan di ponpes ini berbeda dari metode pemerintah maupun Muhammadiyah.

Meski demikian, pihaknya tetap menghormati umat Islam lain yang masih berpuasa.

Baca Juga: Tetap Seru di Libur Lebaran! Ini Rekomendasi Bioskop di Jakarta yang Buka dan Tayang Film Terbaru

Pengamanan dan Respons Masyarakat

Kapolsek Jelbuk, AKP Brisan Imanulla, menyatakan bahwa pihak kepolisian bersama tiga pilar melakukan pengamanan di sekitar lokasi masjid agar pelaksanaan salat Id berjalan lancar dan kondusif.

"Kami juga mengatur arus lalu lintas karena lokasi pesantren berada di perbatasan dua kabupaten dengan lalu lintas cukup padat," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini