KONTEKS.CO.ID - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni baru saja memboyong kader partainya, Partai Solidaritas Indonesia atau PSI ke dalam organisasi Operation Management Office (OMO) Indonesia Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
OMO FOLU Net Sink 2030 adalah organisasi yang menjadi bagian program aksi mitigasi pemangkasan emisi gas rumah kaca besutan Kementerian Kehutanan (Kemenhut).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 32 Tahun 2025, organisasi baru itu menempatkan kader PSI sebagai suara mayoritas.
Baca Juga: Gawat, KPK Cium Praktik Curang Program Makan Bergizi Gratis, Sunat Anggaran dari Rp10 Ribu Jadi Rp8 Ribu
Menhut Raja Juli Antoni mengangkat dirinya sendiri selaku penanggung jawab atau pengarah. Gajinya tak-main-main, sepuluh kali lipat UMR di Jakarta.
Aksi "ugal-ugalan" Raja Juli Antoni langsung mendapat kritik pedas dari masyarakat. Salah satunya, sastrawan Indonesia, Okky Madasari.
“Menteri memutuskan honor utk dirinya sendiri sebesar 50 juta sebagai penanggung jawab/pengarah dalam tim yg kementerian,” ungkap Okky melalui akun X pribadinya, @okkymadasari, Sabtu 8 Maret 2025.
Baca Juga: Dedi Mulyadi: Area Hibisc Puncak Bogor Akan Ditanam 23 Ribu Pohon
Ada 10 kader PSI masuk di dalamnya. Antara lain, Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman (Dewan Penasihat Ahli), Bendahara Umum PSI Suci Mayang Sari (anggota Bidang Penegakan Hukum dan Peningkatan Kapasitas), dan Ketua DPP PSI Sigit Widodo (anggota Bidang Peningkatan Cadangan Karbon).
Sejumlah kader parpol dengan ketum putra Jokowi lainnya menjabat posisi strategis di bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
“Seriously bro, jumlah orang partai lo kebanyakan dalam satu tim ini," cuit Okky.
Baca Juga: Preview Barcelona Vs Osasuna: Jaga Puncak Klasemen, Blaugrana Tak Mau Main Aman
Ia juga menilai kader PSI yang masuk organisasi tersebut bukan pakar di bidangnya. "Gak ada yg pakar di bidang ini pula. Bukan cuma gak tahu malu, tapi merusak!" kritiknya.
Berdasarkan informasi yang tersedia, mereka yang tergabung dalam program setiap bulan bakal menerima gaji Rp8 juta-50 juta.
Program mendapat biaya pendanaan dari Norway Contribution melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan sumber dana lainnya yang legal tak mengikat. ***