KONTEKS.CO.ID – Anggota Komisi III DPR Habiburokhman angkat bicara kasus suap yang melibatkan Hakim Agung Sudrajad Dimyati dan Panitera Pengganti MA Elly Tri Pangestu serta sejumlah PNS MA yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Terkait dengan koncisi ini, Presiden Jokowi memerintahkan adanya reformasi hukum. Pengungkapan kasus ini harus dilakukan dengan terang, dan siapa saja yang terlibat harus diproses.
“Ya reformasi secara menyeluruh. Kalau saya lebih pembenahan secara detail aturan-aturannya, jadi jangan pula kita bilang MA ini brengsek banget hanya karena satu orang ini,” katanya Habiburokman di Gedung DPR RI, Selasa (27/09/22).
Menurutnya, tidak bisa MA hanya dinilai dari satu Hakim Agung dan beberapa staf yang tertangkap KPK saja. Ia meyakini masih banyak orang baik di dalam MA. Pembenahan dengan reformasi hukum secara menyeluruh harus segera dilakukan.
“Belum tentu gitu loh, karena MA ini institusi yang banyak menyelesaikan perkara-perkara. Menurut kami masih mencerminkan keadilan. Ada ribuan perkara di MA ada satu bad apple ini jangan seolah-olah MA ini buruk sekali,” katanya.
Politikus Partai Gerindra ini juga menegaskan dengan penangkapan Hakim Agung oleh KPK, maka pengawasan ketat jangan hanya kepada para hakim dan panitera di Mahkamah Agung saja, namun harus hingga ke tingkat para PNS MA, karena beberapa dari mereka terlibat dalam kasus ini.
“Kalau hakim melakukan tindakan-tindakan yang tidak pantas bahkan menyimpang, orang bisa memantau. Tetapi kalau PNS yang bekerja di Mahkamah Agung. Nah itu kan kalau bertemu pihak-pihak, orang nggak tahu. Nah aturannya ada nggak yang membatasi mereka supaya tidak gampang, tidak bisa, tidak boleh. Bahkan bukan tidak gampang ya ketemu mereka pihak-pihak yang terkait dengan perkara ya begitu,” katanya.
Selain itu ia mengeluhkan kondisi di Gedung MA yang saat ini begitu ketat. Kondisi itu berbeda dengan kondisi sekitar 15 tahun lalu saat dirinya masih menjadi pengacara. Namun meski makin ketat upaya suap kepada Hakim MK masih bisa dilakukan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"