KONTEKS.CO.ID – Irjen Teddy Minahasa menceritakan mengenai pertemuannya dengan Dody Prawiranegara di Hotel Santika dan dalam pertemuan singkat keduanya, ada pemberian gelang goib yang muncul tiba-tiba saat Doddy sujud Salat Tahajud.
Adanya pertemuan singkat dan pemberian gelang ini disampaikan atau diceritakan saat hakim menanyakan mengenai pengungkapan kasus narkotika yang kemudian menjadi permasalahan karena adanya penggantian barang bukti sabu dengan tawas.
“Saya sempat menyampaikan warning dengan narasi sebagian BB diganti tawas, dalam kurung, itu ada emoji tertawa, buat untuk bonus anggota. Dan saudara Dody menjawab ‘siap tidak berani’” kata Teddy Minahasa di pengadilan, Rabu, 1 Maret 2023.
Menurut Teddy Minahasa dalam kalimat itu justru sebaliknya, agar Dody Prawiranegara tidak melakukan hal tersebut.
Latar belakang Teddy Minahasa mengirim narasi tersebut adalah karena perhitungan barang bukti yang belum jelas beratnya. Dia kemudian menyinggung bahwa praktik di lapangan, sering ada anggota Polri yang melakukan penyimpangan-penyimpangan seperti itu.
Teddy Minahasan membatah memberikan arahan. Dia menegaskan hanya mengirimkan narasi. Dan itu secara spontan dia sampaikan. Dan dalam narasi tersebut tidak ada disebutkan berapa banyak barang bukti yang diganti dengan tawas.
Saat hakim menanyakan narasi untuk bonus anggota, Teddy Minahasa menyampaikan bahwa itu hanya narasi umum saja. Maksutnya untuk mengotrol Dody Prawiranegara agar tidak melakukan hal itu.
Dalam pejelasan sebagai saksi untuk terdakwa Dody Prawiranegara, Teddy Minahasa juga mengakui ada pertemuan keduanya di Hotel Santika.
“Ada tanggal 20 yang mulia. Setelah makan malam,” kata Teddy Minahasa.
Dijelaskan Teddy Minahasa, pertemuan setelah makan malam pada pukul 21.30 WIB. Ini karena ada permintaan dari Dody untuk menghadap dirinya.
“Lalu ketika selesai makan malam, saya menuju ke kamar, diantar ajudan saya tentu, pas sudah di lantai 8 saya teringat kalau Dody akan menghadap saya. Lalu saya katakan kepada ajudan saya, ‘Pak Dody kalau mau menghadap sekarang saja’. Artinya bukan saya yang meminta saudara Dody datang, tapi saudara Dody yang memohon menghadap,” katanya.
Menurut Teddy Minahasa, pertemua mereka tidak lebih dari lima menit. Saat itu, Dody justru memberikan gelang yang diperoleh saat Salat Tahajud. Dipastikan Teddy Minahasa, Dody tidak membahas soal barang bukti penangkapan.
“Pertemuan kami tidak lebih dari lima menit, karena saudara Dody hanya memberikan sebuah gelang terhadap saya. Kemudian gelang itu beliau buka, dipertunjukan, katanya saudara Dody peroleh pada saat tahajud tengah malam, tiba-tiba gelang itu ada di depan kepala saudara Dody pada saat sujud,” katanya.
“Tidak membahas yang lain-lain, kecuali masalah itu. Tidak ada juga soal Singgalan 1, kalau Singgalang satu itu call send saya,” katanya lagi.
Terkait barang bukti yang dilakukan pemusnahan, Teddy Minahasa mengetahui hal tersebut. Dia datang dalam pemusnahan karena diundang. Pemusnahan itu tanggal 15 Juni 2022. Pada tanggal 13 Juni 2022, dia sudah berangkat dari Padang menuju Dharmasraya untuk menghadiri peresmian Markas Komando Brimob pada tanggal 14 Juni 2022.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"