KONTEKS.CO.ID – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama yang merupakan rangkain dari Resepsi Harlah 1 Abad NU. Acara ini digelar di Teater Tanah Airku Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa, 31 Januari 20223.
Dalam keterangannya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan, Malam Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama pada hakikatnya adalah malam yang digelar untuk mengambil berkah ulama.
“Walaupun namanya malam anugerah, tapi malam ini adalah malam ngalap barokah,” kata Gus Yahya saat menyampaikan sambutannya.
Dikutip dari nu.or.id, Gus Yahya menyampaikan bahwa maqam atau derajat seorang manusia sekarang ini tidak bisa mencapai dan hanya mengandalkan amalny sendiri.
Pernyataan ini menurut Gus Yahya, adalah mengutip pernyataan gurunya, KH Maimoen Zubair. Dirinya, merasa senantiasa teringat wasait dari gurunya.
“Allah Yarham Syaikhina KH Maimoen Zubair. Beliau mengatakan, bahwa kita ini tidak punya maqam untuk membuat amal sendiri. Kita ini generasi zaman akhir dengan kapasitas mental, spiritual yang tidak bisa mencapai maqam untuk membuat amal kita sendiri,” katanya.
Karena itu, Gus Yahya kembali menyampaikan kalau maqam orang saat ini adalah bertabaruk. Mengambil berkah dari para ashabul karamah, para pemangku keramat yang menghadirkan warisan-warisan besar.
Agar memudahkan hal itu, Gus Yahya menyampaikan bahwa kegiatan ini diberi judul Malam Anugerah Satu Abad NU. Meski PBNU buka sepantasnya memberikan anugerah.
“PBNU ini tidak pada kedudukan memberikan anugerah. Walaupun namanya malam anugerah, sebetulnya malam ini adalah malam ngalap barokah,” katanya.
Gus Yahya berharap seluruh warga NU mendapatkan berkah dari para pendiri dan para kiai NU. Karena itu, dia mengajak seluruh warga NU untuk memohon kepada Allah SWT dan berkenan membagikan berkah bersar ini kepada setiap orang.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana 1 Abad NU Yenny Wahid menyampaikan bahwa NU senantiasa berupaya mempertahankan ajaran Aswaja bersumber Quran Hadis, Ijmak, dan Qiyas.
Berdirinya NU, menurutnya, merupakan respons dari berbagai problem keagamaan dan upaya peneguhan dan menjawab problem kebangsaan di tanah air dan perbaikan bagi kehidupan manusia.
Senada, Ketua Panitia Pengarah 1 Abad NU Erick Thohir menyampaikan bahwa NU senantiasa menjunjung tinggi keberagaman dan perbedaan.
NU menjadi kekuatan Islam dan kebangsaan sekaligus dan mengemban mandat berdasarkan prinsip ajaran Islam.
NU juga senantiasa bergotong royong dan berkolaborasi dalam rangka menghadapi berbagai tantangan, khususnya baru-baru ini akibat pandemi yang berdampak pada kesehatan dan ekonomi.
Kegiatan Malam Anugerah NU ini juga dihadiri Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, Mustasyar PBNU Nyai Hj Sinta Nuriyah, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, Presiden Kelima Megawati Soekarnowati, dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"