KONTEKS.CO.ID – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, angkat bicara terkait beredarnya video pengakuan Aiptu Ismail Bolong tentang praktik beking penambangan liar dan aliran dana tambang ilegal ke pejabat Polri. Ia mendorong pemerintah membentuk tim gabungan khusus untuk mengusut mafia tambang ilegal.
“Pemerintah sebaiknya membentuk tim untuk memberantas beking kegiatan penambangan liar (illegal mining) oleh oknum aparat kepolisian sebagaimana yang disampaikan oleh Aiptu Ismail Bolong,” kata Mulyanto melalui keterangan tertulis, Rabu 9 November 2022.
Politikus PKS ini menjelaskan, anggota tim harus terdiri dari pejabat Kementerian ESDM, Kepolisian, TNI dan Kejaksaan RI agar proses pengawasan dapat berjalan secara terpadu dan objektif.
Mulyanto mengatakan ini saat yang tepat untuk memberantas praktik illegal mining yang melibatkan oknum-oknum aparat. Sehingga pemerintah harus bergerak cepat agar pelanggaran yang berdampak pada pendapatan negara dan dampak lingkungan ini tidak terus berlanjut.
“Pemerintah melalui aparat penegak hukum tidak boleh ragu dalam menindak illegal mining, termasuk para cukong dan yang menjadi beking,” tegasnya.
Karena bila biarkan, hal ini berdampak buruk kepada citra pemerintah dalam menangani tambang ilegal yang merusak lingkungan.
“Terkesan pemerintah melempem karena ditengarai aparat turut bermain mata. Karena itu Pemerintah perlu mengambil langkah nyata, tegas dan terukur agar keamanan dan ketertiban dalam sektor pertambagan ini dapat terjaga,” ujarnya.
Menurutnya, ke depan persoalan illegal mining ini harus ditata secara serius. Terutama terkait aspek perizinan dan pengelolaan lingkungannya. Proses perizinan ini perlu diperbaiki agar pertambangan rakyat dan batuan yang sudah didelegasikan ke daerah ini harus benar-benar dapat diimplementasikan.
“Sehingga pengawasan dan penerimaan negara dapat ditingkatkan. Termasuk risiko terhadap lingkungan hidup dapat semakin dikurangi. Sementara aparat penegak hukum yang ikut melindungi harus ditindak tegas,” pungkasnya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"