KONTEKS.CO.ID – Sosok Prabowo Subainto terbilang memiliki karier yang moncer di militer. Prabowo Subianto mengawali karir militernya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) pada tahun 1970 di Magelang, Jawa Tengah.
Prabowo Subianto lulus dari Akabri pada tahun 1974 dengan pangkat Letnan Dua. Setelah itu, dia bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang merupakan pasukan elite Angkatan Darat, kini namanya Kopassus.
Setelah bergabung di Kopassandha, Prabowo Subianto mengemban tugas sebagai Komandan Pleton Grup I/Para Komando yang kala itu melakukan operasi di Tim Nanggala, Timor Timur.
Usai menjalankan tugas di Timor Timur, pada tahun 1983, Prabowo naik pangkat menjadi Kapten. Dia mengemban tugas sebagai Wakil Komandan Kesatuan Antiteror Detasemen 81 Kopassandha.
Atasan Prabowo saat itu, Luhut Binsar Pandjaitan yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di jajaran kabinet Presiden Jokowi.
Kemudian, Kopassandha berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Lalu, kesatuan yang dipimpin Luhut dan Prabowo disatukan ke dalam Kopassus, kemudian namanya berganti menjadi Satuan-81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor) atau Den 81/Antiteror yang merupakan kesatuan baret merah.
Jadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri Litara Udara 328 Kostrad
Setelah bertugas selama dua tahun di Kopassus, Prabowo dipromosikan menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad. Saat itu usia Prabowo, 36 tahun pada 1985.
Karier Prabowo di militer kian moncer, berselang dua tahun tepatnya pada tahun 1987, Prabowo naik pangkat menjadi Mayor dan ditugaskan menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad.
Sukses mengamban tugas menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad, Prabowo dipromosikan menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad.
Tidak berselang lama, Prabowo mengemban tugas sebagai Komandan Grou-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus dengan pangkat Letnan Kolonel.
Selanjutnya, Prabowo dipromosikan menjadi Wakil Komandan Kopassus pada tahun 1994. Setahun kemudian, Prabowo menjadi Komandan Kopassus dan pangkatnya naik menjadi Brigadir Jenderal pada tahun 1995.
Pada tahun 1996, Prabowo diangkat menjadi Mayor Jenderal. Pasca pemekaran Kopassus menjadi lima grup, pangkat Prabowo kembali naik menjadi Danjen Kopassus.
Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1998, Prabowo menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) di era Presiden Soeharto.
Prabowo Dicopot BJ Habibie
Pada 21 Mei 1998 menjadi saksi bisu lengsernya Prabowo dari jabatan Pangkostrad. Pada tahun tersebut, juga terjadi demonstrasi besar-besaran menuntut Soeharto berhenti dari jabatannya sebagai Presiden.
Kemudian, sehari setelah pergantian kekuasaan dari Presiden Soeharto ke BJ Habibie, Prabowo dilengserkan. Tugas yang diemban Prabowo digantikan Mayjen TNI Johny J Lumintang. Kemudian, Prabowo dipindahtugaskan ke Bandung menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.
Tidak lama setelah dipindahtugaskan, Prabowo disidangkan oleh Dewan Kehormatan Perwira pada Juli 1998 melalui Surat Keputusan (SK) Pangab Sekp/533/P/VII/1998.
Berdasarakan asrsip LBH Jakarta, setelah sidang pada 10, 12, dan 18 Agustus 1998, Dewan Kehormatan Perwira mengeluarkan SK KEP/03/VIII/1998/DKP, isinya rekomendasi pemberhentian terhadap Prabowo dari pangkat Letnan Jenderal.
Berdasarkan buku yang ditulis BJ Habibie berjudul Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006: halaman 111), Prabowo dan BJ Habibie berbincang mengenai pencopotannya dari jabatan Pangkostrad.
Selain itu, dalam bukunya, BJ Habibie juga mengungkapkan alasan Prabowo dicopot dari jabatan. BJ Habibie mengaku mendapatkan informasi dari Panglima ABRI bahwa pasukan yang dipimpin Prabowo bertolak ke Jakarta, Kuningan, dan Istana Merdeka.
Prabowo beralasan tindakan itu dilakukan lantaran dia khawatir akan adanya kudeta terhadap pemerintahan saat itu.
Setelah tidak lagi bertugas, Prabowo mengembangkan karir politiknya di Partai Golkar. Kemudian, Prabowo memutuskan untuk membangun partai politik yang diberi nama Partai Gerindra.
Kin, Prabowo Subianto dipercaya Presiden Jokowi mengemban tugas sebagai Menteri Pertahanan.
Prabowo Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 4
Teranyar, Menhan Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri Rapim TNI di Mabes TNI Cilangkap pada Rabu, 28 Februari 2024. Dalam agenda ini, Prabowo akan mendapat tanda kehormatan kenaikan pangkat istimewa menjadi jenderal bintang 4.
Jubir Menhan Prabowo, Dahnil Anzar, Simanjuntak, membenarkan bahwa Menhan Prabowo akan menghadiri Rapim TNI. Dan rencananya akan menerima Kepres dari Presiden Jokowi terkait dengan tanda kehormatan berupa kenaikan pangkat secara istimewa.
“Benar Pak Prabowo akan hadiri di Rapim TNI dan rencananya akan menerima Kepres dari Presiden terkait dengan tanda kehormatan berupa kenaikan pangkat secara istimewa. Menjadi jenderal TNI,” kata Dahnil Anzar kepada KONTEKS.CO.ID, pada Selasa, 27 Februari 2024.
Menurut Dahnil Anzar, hal ini sesuai dengan Undang-undang No.20 Tahun 2009 tentang Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
Hal yang sama pernah diperoleh Pak Jenderal SBY, Pak Luhut, Pak Hendropriyono, dan beberapa tokoh yang lain,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"