KONTEKS.CO.ID – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap masyarakat yang mudik tidak membawa saudaranya ketika kembali ke Jakarta.
Heru Budi Hartono juga meminta kepada Dinas Kependudukan, Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk memberitahukan warga yang mudik agar tak membawa sanak saudara ke Jakarta.
Menurut Heru Budi Hartono, penduduk Jakarta sudah lebih dari 10 juta jiwa.
Namun, Heru Budi Hartono memperbolehkan warga membawa sanak saudara asalkan memiliki pekerjaan dan keterampilan.
“Jakarta penduduknya sudah 11,7 juta. Boleh saja (bawa saudara) tapi memiliki pekerjaan dan memiliki keterampilan yang memang bertugas di Jakarta. Bukannya nggak boleh,” ungkapnya.
Heru Budi Hartono juga menyoroti peningkatan angka perpindahan penduduk berpenghasilan rendah ke Ibu Kota.
Menurut pandangan Heru, kondisi ini dapat membebani APBD DKI Jakarta.
Heru mencontohkan salah satu rumah sakit umum daerah (RSUD) di Jakarta yang mayoritas melayani pendatang dari luar Jakarta.
Kondisi inilah yang dinilai Heru membebani APBD DKI, mengingat RSUD menerima pendanaan dari kas daerah.
“Artinya apa? Pemda DKI akan menjadi beban. Contohnya ternyata masih banyak warga DKI yang butuh perawatan di RS tersebut,” ujarnya.
“Karena mereka dari berbagai penjuru, dan wajar secara aturan boleh dirawat di Rumah Sakit Pasar Minggu. Kenapa? Karena dokternya bagus, RS-nya bagus, AC, di tempat lain dia tidak temukan itu,” ujarnya.
Pemprov DKI, tambah Heru, tidak melarang namun hal itu akan membebani APBD.
“Contoh RS Pasar Minggu harus dibesarkan, Pemda DKI berkewajiban menambah tempat tidur,” lanjutnya.
Heru meminta ketua RW aktif mencermati proses perpindahan penduduk dari satu daerah ke DKI Jakarta.
Meski mekanismenya tak lagi membutuhkan surat pengantar dari RW untuk mengurus dokumen kependudukan.
“Walau pun di dalam Perpres ataupun Permendagri para RW, perpindahan penduduk manakala sudah tidak diperlukan rekomendasi. Tetapi hari ini saya minta Pak Walkot pak RW tetap perhatikan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"