KONTEKS.CO.ID – Hipospadia adalah kondisi medis yang terjadi pada pria dimana saluran kencing tidak terletak pada ujung penis seperti pada keadaan normal, melainkan pada bagian bawah atau samping penis.
Kondisi ini biasanya terjadi saat janin sedang berkembang di dalam rahim ibu. Hipospadia dapat mengganggu fungsi seksual dan membuat anak merasa malu atau tidak nyaman dengan penampilannya.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bahaya hipospadia dan cara penanganannya. Hipospadia dapat mempengaruhi fungsi seksual, urinasi, dan kesuburan pria.
Beberapa bahaya hipospadia antara lain:
- Kesulitan dalam buang air kecil
Hipospadia dapat membuat anak kesulitan untuk buang air kecil karena saluran kencing tidak berada di ujung penis. Hal ini dapat menyebabkan aliran urine yang tidak normal dan bahkan menyebabkan infeksi saluran kemih.
- Infeksi saluran kemih
Karena saluran kencing tidak berada pada posisi yang seharusnya, anak dengan hipospadia dapat lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil, demam, dan bahkan masalah ginjal jika tidak diobati dengan benar.
- Masalah seksual
Hipospadia dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan hubungan seksual. Beberapa pria dengan hipospadia mengalami kesulitan untuk mencapai ereksi atau orgasme.
- Masalah psikologis
Hipospadia dapat membuat anak merasa malu atau tidak nyaman dengan penampilannya. Hal ini dapat mempengaruhi percaya diri dan kualitas hidup seseorang.
Cara Penanganan Hipospadia
Pengobatan Hipospadia biasanya dengan melakukan operasi. Prosedur ini melibatkan memindahkan saluran kencing ke posisi yang benar di ujung penis. Biasanya prosedur operasi perlu saat ketika anak berusia sekitar 6-12 bulan.
Beberapa jenis operasi yang bisa menjadi alternatif pilihan antara lain:
- Operasi Snodgrass
Ini adalah jenis operasi yang paling umum dilakukan untuk hipospadia. Prosedur ini melibatkan memotong jaringan pada sisi penis yang tidak terbuka dan menjahit ujung penis.
- Operasi perbaikan meatus
Jenis operasi ini melibatkan memindahkan meatus (lubang uretra) ke posisi yang benar di ujung penis.
- Operasi perbaikan korpus kavernosum
Jenis operasi ini melibatkan memperbaiki jaringan ereksi di dalam penis.
Setelah operasi, anak biasanya harus menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa hari untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Anak juga harus melakukan pemeriksaan oleh dokter secara teratur untuk memastikan bahwa gangguan penyakit tidak kambuh lagi. Dengan begitu fungsi seksual serta kemampuan buang air kecil berjalan normal.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"