KONTEKS.CO.ID – Kesepian dan isolasi sosial terlihat seperti dua sisi mata uang yang sama, tetapi keduanya berbeda secara signifikan.
Isolasi sosial dapat diartikan sebagai ketiadaan interaksi sosial yang nyata dan konkret. Ini terjadi ketika kamu tidak memiliki orang di sekitar untuk berhubungan.
Di sisi lain, kesepian lebih berkaitan dengan perasaan dan persepsi. Kamu mungkin dikelilingi oleh orang-orang, tetapi jika kamu merasa terputus atau tidak puas dengan hubungan-hubungan tersebut, itulah kesepian.
Ini tidak hanya tentang berinteraksi dengan berapa banyak orang, tetapi kualitas dari hubungan-hubungan tersebut yang benar-benar penting.
Risiko Kesehatan Kesepian dan Isolasi Sosial
Mengutip dari laman thehealth, menurut penelitian Juni 2023, individu yang mengalami isolasi sosial menghadapi risiko kematian prematur yang mengejutkan sebesar 32 persen.
Bagi mereka yang merasa kesepian, risiko ini tetap signifikan, meningkat sebesar 14 persen, tapi itu belum semuanya.
Selain memiliki risiko kematian yang lebih tinggi secara keseluruhan, orang-orang yang kesepian dan terisolasi secara sosial lebih mungkin meninggal karena penyakit-penyakit tertentu, seperti penyakit jantung dan kanker.
Jika kamu mengalami isolasi sosial, peluang untuk meninggal karena penyakit jantung meningkat sebesar 34 persen dan kanker sebesar 24 persen.
Hanya dengan merasa kesepian, risiko kamu meninggal karena kanker meningkat sebesar 9%.
Temuan ini menyoroti pentingnya koneksi sosial dan interaksi dengan orang lain dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita.
Bahkan, menghadapi kesepian adalah hal yang serius dan perlu diatasi dengan perhatian serius. Oleh karena itu, para ahli menekankan pentingnya mencari dukungan sosial.
Termasuk, menjaga hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, dan komunitas untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan kesepian.
Di era digital yang semakin terhubung, penting untuk tetap menjaga kualitas hubungan sosial kita di dunia nyata.
Memperkuat ikatan sosial dapat membantu melawan kesepian dan meningkatkan kualitas hidup serta mengurangi risiko kematian yang terkait dengan kondisi emosional ini.
Ingatlah bahwa merasa terhubung dengan orang-orang di sekitar kita adalah kunci untuk hidup yang lebih sehat dan bahagia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"