KONTEKS.CO.ID – Dalam agama Islam, terdapat ajaran atau sikap yang terkenal sebagai Mujahadah An-Nafs. Istilah ini terdiri dari dua kata, yaitu “mujahadah” yang berarti bersungguh-sungguh, dan “an-nafs” yang merujuk kepada nafsu, jiwa, atau diri seseorang.
Mujahadah An-Nafs memiliki arti sebagai perilaku terpuji atau akhlak mahmudah yang mana setiap muslim wajib menerapkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku ini merupakan upaya pengendalian diri untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah SWT.
Dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya (menahan hawa nafsu) dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”
Hadis ini menjadi dalil kuat mengenai keutamaan menahan hawa nafsu bagi orang yang cerdas. Selain itu, hadis lain riwayat Imam Ahmad menyatakan, “Dan saya juga mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Mujahid adalah orang yang berjihad terhadap dirinya’.”
Di sini, jihad merujuk pada upaya menundukkan nafsu di bawah aturan agama, dan jihad ini merupakan yang utama.
Penerapan Mujahadah An-NafsÂ
Mujahadah An-Nafs bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara berikut:
- Bersabar dalam mengambil keputusan.
- Menyadari sepenuh hati bahwa menuruti nafsu hanya akan merugikan dunia dan akhirat.
- Memikirkan dampak buruk dosa yang timbul jika tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.
- Berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT supaya terhindar dari tipu daya hawa nafsu.
- Selalu bersyukur atas segala nikmat yang ia terima.
- Menjauhi kecurangan meskipun peluangnya terbuka lebar.
- Mengucapkan perkataan yang benar meskipun terdapat risiko besar.
Hikmah Mujahadah An-NafsÂ
- Hati menjadi tenang dan damai. Dengan mengekang hawa nafsu, hati akan menjadi tenang dan tidak terganggu oleh keinginan-keinginan yang berlebihan serta penyakit hasad (iri) dan dengki.
- Mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan sejati tidak terletak pada jabatan, harta, atau popularitas, tetapi kebahagiaan sejati terletak dalam ketaatannya kepada Allah SWT yang berakar dalam hati. Menahan hawa nafsu akan membawa kebahagiaan, karena hati akan menjadi tenang dan tenteram.
- Memudahkan pelaksanaan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan mujahadah an-nafs, kita akan terbiasa melakukan ketaatan kepada Allah sehingga seiring waktu, ketaatan tersebut akan menjadi tabiat kita. Akhirnya, Allah akan memudahkan kita dalam melaksanakan amalan-amalan tersebut hingga akhir hayat.
- Selalu mendapatkan ridho Allah SWT. Ridho Allah akan kita dapatkan jika kita dengan ikhlas berusaha menahan hawa nafsu, yaitu melakukan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan serta menjauhi larangannya.
Dengan menerapkan Mujahadah An-Nafs, umat Islam dapat mengembangkan kemampuan pengendalian diri. Selain itu meningkatkan ketakwaan kepada Allah, dan mencapai kedamaian serta kebahagiaan sejati.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"