KONTEKS.CO.ID – Bagi kalian yang belum pernah mendengar istilah hode, mungkin akan mengira bahwa itu merujuk kepada banci atau bahkan homoseksual. Lalu apa arti hode itu?
Namun, sebenarnya istilah tersebut mengacu kepada seorang cowok yang mengaku-aku atau menyamar sebagai seorang cewek di media sosial. Hal ini biasanya mereka dukung dengan foto dan identitas palsu yang mencerminkan sebagai seorang perempuan.
Fenomena akun hode banyak kita temui di berbagai platform media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, dan lain sebagainya. Mungkin saja kamu pernah menjadi korban para hode ini, atau bahkan pernah menjadi seorang hode itu sendiri.
Namun, perilaku tersebut sebenarnya sangat tidak baik dan sebaiknya kamu hindari, karena termasuk tindakan ketidakjujuran dan kepalsuan belaka.
Asal-usul kata Hode sebenarnya berasal dari bahasa gaul, bukan merupakan bahasa resmi dari negara manapun.
Istilah ini sering digunakan oleh para gamer online untuk merujuk kepada pemain game cowok yang memainkan karakter cewek dalam dunia game.
Sebutan hode juga mengambil dari salah satu monster dalam game online yang berbentuk mirip cowok.
Sebagai contoh, pemain bisa mengatakan kepada temannya, “Nathan, karakter Ragnarok Online kamu cewek ya? Hode banget sih kamu!”.
Awalnya, budaya ini hanya muncul di dalam game online sebagai tindakan iseng semata. Namun, seiring berjalannya waktu, karena “kenikmatan” yang mereka dapat dengan status sebagai “cewek” di dalam game, para hode menjadi ketagihan.
Mereka mendapatkan perlakuan khusus, perhatian, dan bahkan bonus-bonus tertentu yang menguntungkan secara finansial. Sebagai contoh, mereka bisa mendapatkan hadiah, uang virtual dalam game, atau bahkan barang-barang istimewa lainnya.
Perlakuan baik dan berlebihan dari pemain cowok asli terhadap hode adalah hal yang wajar, karena dalam budaya tertentu, cowok cenderung lebih lembut dan perhatian terhadap perempuan.
Namun, jika menerapkannya pada sesama cowok, perlakuan tersebut akan sangat berbeda. Perlakuan istimewa ini membuat para hode merasa ada perbedaan dalam hidup mereka, sehingga mereka terus melanjutkan tindakan tersebut hingga merasa bosan atau tindakan mereka tidak menghasilkan apa-apa.
Tujuan dari mereka ini sebenarnya patut kamu waspadai, karena tindakan mereka bisa memiliki tujuan yang jahat. Akhirnya, kamu sendiri yang akan mengalami kerugian baik secara finansial maupun emosional.
Misalnya, Anda berharap dapat berhubungan asmara dengan seseorang, namun ternyata orang tersebut adalah seorang laki-laki yang menyamar sebagai perempuan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"