KONTEKS.CO.ID – Mikhail Kalashnikov adalah nama di balik senjata api paling legendaris di dunia: AK-47.
Meskipun awalnya senapan serbu AK-47 adalah ‘istri kedua’ militer Uni Soviet, saat ini senjata tersebut merupakan favorit berbagai kalangan di dunia karena penggunaannya yang efektif. Mulai dari tentara, gangster, teroris, perampok, hingga masyarakat sipil biasa menggunakan AK-47.
Tidak heran hingga saat ini produksinya lebih dari 100 juta pucuk senapan dan telah diproduksi di lebih dari 20 negara. Saking populernya, negara Mozambik bahkan mengabadikan gambar AK-47 dalam bendera nasional negara tersebut.
Tetapi tidak banyak yang tahu tentang cerita dan bagaimana proses Mikhail Kalashnikov merancang senjata terlaris di bumi ini. Berikut ceritanya.
Pengemudi Tank yang Sempat Dicap Musuh Negara
Mikhail Timofeyevich Kalashnikov lahir pada 10 November 1919 di Desa Kurya, Uni Soviet. Ia lahir dari pasangan Aleksandra dan Timofey Kalashnikov sebagai anak ke-17 dari 19 bersaudara. Mikhail sempat hampir meninggal saat berusia enam tahun karena kerap menderita beberapa penyakit.
Pada 1930 pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin meluncurkan kampanye kolektivisasi Soviet. Imbasnya, keluarga Kalashnikov mendapat label kulak atau petani kaya. Cap ini membuat pemerintah Uni Soviet merampas harta benda keluarganya, lalu mengasingkan mereka ke sebuah desa di Oblast Tomsk, Siberia.
Ayah Mikhail meninggal selama musim dingin pertama mereka di sana, dan ibunya menikah lagi segera setelah itu.
Di tempat pembuangan tersebut, keluarga Mikhail berupaya menambah penghasilan mereka dengan berburu. Itu sebabnya Kalashnikov belajar menggunakan senapan sejak usia dini.
Sejak masa kanak-kanak, Mikhail sudah menunjukkan kecintaan pada dunia mesin dan puisi. Sayangnya, dia putus sekolah setelah kelas tujuh dan menumpang kembali ke Kurya untuk mengambil pekerjaan sebagai mekanik traktor. Ternyata setelah mengambil pekerjaan itu, minat dan bakat Kalashnikov akan bidang teknik semakin berkembang.
Melansir laman biografiku.com, pada usia 19 tahun Kalashnikov yang tidak tamat sekolah ini ikut wajib militer. Ia bergabung dengan Resimen Tank ke-24 pada Divisi Tank ke-12.
Saat dinas militer, Kalashnikov mengikuti sekolah mekanik tank dan lulus sehingga bisa menjadi montir sekaligus pengemudi tank. Karier militernya terus berlanjut hingga mencapai pangkat Sersan senior dan menjabat komandan tank.
Tekuni Persenjataan akibat Terluka
Pada Oktober 1941, Mikhail Kalashnikov terlibat pertempuan sengit di Bryanks saat pasukan Jerman menginvasi Uni Soviet. Di palagan itu Kalashnikov terluka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Saat itulah ia bersama pasien tentara lainnya banyak berbincang tentang persenjataan. Mereka mengeluhan kurangnya senapan mesin pada pasukan Uni Soviet dibandingkan dengan pasukan Jerman.
Diskusi di rumah sakit tersebut membuat Kalashnikov terinspirasi untuk memikirkan rancangan senapannya untuk pasukan Uni Soviet.
Seorang pegawai rumah sakit bernama Marsha kemudian meminjami Mikhail sebuah buku dasar-dasar persenjataan. Buku tentang persenjataan karya VG Federov ini berjudul “Evoluyutsia Strelkovogo Oruzhiya” terbitan tahun 1939.
Begitu keluar dari rumah sakit, Kalashnikov bergabung dengan lokakarya Institut Penerbangan Moskwa. Ia merancang beberapa inovasi untuk tank Seperti alat penghitung jumlah tembakan.
Beberapa tahun di situ, ia mendapat promosi sebagai kepala insinyur sehingga mendapat lebih banyak sumber daya.
Trial Error Menciptakan AK-47
Pengalaman buruk Kalashnikov dan ribuan tentara Uni Soviet lainnya di Perang Dunia II dengan senapan yang bermasalah membuatnya berhasrat membuat senapan yang lebih canggih.
Setelah menyaksikan sendiri keunggulan tempur senapan tentara Jerman, Kalashnikov memutuskan untuk mengembangkan senjata yang lebih baik. Dengan bantuan beberapa teman, dia merancang senapan mesin ringan (karabin). Saat itu atasan tentara menolaknya, meski begitu bakatnya tidak luput dari perhatian.
Pembuatan senjata ini berkaitan erat dengan program pembuatan senapan serbu Uni Soviet dan kekahahan Jerman pada Perang Dunia II. Setalah menduduki kota Suhl, Jerman pada juli 1945, pasukan Soviet menggunakan pabrik senjata di kota tersebut. Mereka merampas cetak biru dan memproduksi senjata di pabrik itu.
Bahkan ahli senjata Jerman antara lain Hugo Schmeisser dibawa ke Soviet pada Oktober 1946. Hugo dan ahli senjata Jerma lainnya yang menjadi tawanan dipekerjakan di Izhevsk Machine-Building Plant, pegunungan Ural, Soviet. Di tempat itu, Kalashnikov menjabat sebagai perancang senjata. Ia aktif bekerja membuat senjata otomatis sejak 1943.
Pada usia 25 tahun Kalashnikov berhasil menciptakan karabin yang dioperasikan dengan gas dengan peluru baru. Selanjutnya pada 1946, kreasi barunya “Mikhtim” ikut serta dalam kompetisi senapan serbu. Tetapi senjata ini masih kalah dari pesaing.
Setahun pascakompetisi senapan serbu, barulah Kalashnikov berhasil menyempurnakan desain senapan serbunya pada 13 November 1947 di pabrik senjata Korkov. Senapa serbu ini ia namakan AK-47, akronim dari Avtomat Kalashnikova atau senjata otomatis Kalashnikov. Sementara angka 47 mengacu pada tahun pembuatannya yaitu 1947.
AK-47, Senjata Terlaris Simbol Revolusi
Dalam tempo dua tahun, AK-47 menjadi senapan serbu Angkatan Darat Uni Soviet. Sejumlah negara komunis yang tergabung dalam Pakta Warsawa kemudian mengadopsi senjata ini, dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. AK-47 lalu menjadi simbol revolusi di pelosok dunia seperti Vietnam, Afghanistan, Kolombia, dan Mozambik.
Saking populernya, AK-47 bahkan ada di bendera Mozambik. Nama Kalashnikov juga digunakan untuk berbagai barang seperti payung, pisau, dan Vodka.
Penyebabnya, desain AK-47 sangat sederhana namun kokoh, mudah digunakan, dan minim perawatan. Sederet keunggulan inilah yang menyebabkan AK-47 menjadi senjata pilihan bagi angkatan bersenjata dan pasukan gerilya Uni Soviet di berbagai medan operasi. Mulai dari Siberia yang beku hingga gurun panas Afrika.
Sepanjang tahun 1949 hingga 1963, Kalashnikov terus memodernisasi berbagai varian AK-47, yang paling terkenal di antaranya adalah AKM, RPK Kalashnikov, dan PK. Selama Perang Dingin, AK-47 dan generasi AKM menjadi senapan serbu andalan tentara komunis di seluruh dunia.
Uni Soviet juga menyalurkan senjata ini ke kelompok-kelompok militan dan gerilyawan sayap kiri yang mendukung kepentingan Soviet. Sampai kini AK-47 menjadi senjata paling populer di dunia. Diperkirakan sekitar 100 juta AK-47 beredar di seluruh dunia.
New York Times melaporkan, selama perang di Vietnam senapan itu menjadi andalan tiga pihak: tentara Vietnam Utara, pemberontak Vietkong dan, bahkan prajurit AS. Kalashnikov senang menyombongkan keunggulan senapannya atas senapan M-16 AS.
“Selama Perang Vietnam,” kata Kalashnikov dalam wawancara pada 2007, “Serdadu Amerika membuang M-16 mereka dan mengambil AK-47 dan peluru dari tentara Vietnam yang tewas karenang menganggap AK-47 lebih andal. Saya dengar tentara Amerika juga cukup sering menggunakan AK-47 di Irak dan Afghanistan.”
Hujan Penghargaan, Minim Royalti
Kalashnikov pun menjadi terkenal dan mendapat beragam penghargaan berkat senapan ciptaannya. Pada 1949 dia mendapat anugerah pangkat mayor jenderal dan kemudian pensiun dari militer dengan pangkat letnan jenderal.
Berbagai penghargaan, gelar, dan bantuan pun ia terima. Pemerintah Uni Soviet menganugerahi Kalashnikov Hadiah Stalin, Bintang Merah, dan Ordo Lenin.
Kalashnikov juga mendapat Gelar “Doctor of Technical Sciences” pada 1971. Ia juga anggota dari 16 institusi pendidikan.
Terbaru, pada Desember 2017 pemerintah Rusia meresmikan patung Mikhal Kalashnikov di Moskow. Patung setinggi 30 kaki itu menampilkan Mikhail memeluk senapan AK-47 ciptaannya.
Saat ini, harga AK-47 secara global bisa mencapai ratusan dolar AS. Tetapi beberapa versi AK-47Â harganya di kisaran USD50 (sekitar Rp780 ribu). Bahkan produk palsu AK-47 yang beredar bebas di pasaran harganya cuma USD15 atau Rp234 ribu dengan kurs saat ini.
Produksi besar di seluruh dunia, terutama di negara dengan biaya buruh rendah, telah menekan harga senapan AK-47.
Sayangnya pabrikan resmi AK-47, Izhmash, belum mematenkan senjata tersebut sampai 1997.
AK-47 buatan Izhmash sendiri dilaporkan hanya menghasilkan 10 persen dari hampir 100 juta pucuk senapan yang terjual setiap tahun di dunia.
Kalashnikov mengklaim bahwa dia tidak mendapat untung dari produksi senjata, dan telah menciptakan AK-47 untuk melayani negaranya.
Kendati tidak ada penghitungan pasti yang mungkin, para ahli memerkirakan ada sekitar 100 juta AK-47 yang beradar di pasar. Selain itu, ada sekitar 1 juta lebih produksi turunan AK-47 setiap tahun di seluruh dunia.
Namun ada pihak yang melaporkan Mikhail mengantongi 30 persen dari keuntungan perusahaan Jerman milik cucunya ‘Marken Marketing International’. Perusahaan itu merancang barang dagangan bermerek Kalashnikov seperti pisau, payung, hingga vodka.
Kalashnikov Menyesal AK-47 Senjata Paling Mematikan
Banyak pihak menyebut bahwa senjata paling banyak menelan korban bukanlah bom atom Hiroshima-Nagasaki yang membunuh 200 ribu.
Laman The Conversation menulis bahwa ada satu senjata lain yang menelan korban hingga jutaan orang, yaitu Kalashnikov atau AK-47. Jumlah ini masuk akal peredarannya yang mencapai ratusan juta pucuk di seluruh dunia.
Kalashnikov pada 2006 mengaku terkejut melihat jumlah penyalahgunaan senjata ciptaannya oleh para bandit. Ia pun menjadi salah satu pendukung kampanye pengendalian senjata oleh PBB.
Meski begitu, saat reposter bertanya pada 2007, Kalashnikov tidak merasa bersalah atas pembunuhan besar akibat temuannya. Ia keukeuh mengembangkan senapan itu untuk pertahanan diri, bukan untuk menyerang.
“Saya tidur nyenyak. Para politikuslah yang bersalah karena gagal mencapai kesepakatan dan menggunakan kekerasan,’ ujarnya.
Namun pada 2009, setelah perayaan ulang tahunnya yang ke-90, sikap Kalashnikov berubah. Kepada Kepala Gereja Ortodoks Rusia, ia menulis surat yang isinya adalah penyesalan dan rasa bersalah. “Jika senapan serbu saya mengambil nyawa orang, itu berarti saya bertanggung jawab atas kematian mereka,” tulisnya.
Dia menutup surat itu dengan menulis “seorang hamba Tuhan, sang perancang Mikhail Kalashnikov.”
Mikhail Kalashnikov tutup usia sebagai pahlawan nasional pada 23 Desember 2013. Ia meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Izhevsk, ibu kota Republik Urmurtia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"