“Jika sebuah perusahaan mengendalikan mayoritas artis papan atas di industri ini, perusahaan tersebut dapat memanfaatkan kekuatan itu untuk membatasi eksposur bagi artis yang terkait dengan agensi pesaing.”
Stephanie Choi, peneliti pascadoktoral di Universitas Negeri New York di Buffalo, menunjukkan bahwa perusahaan Kpop semakin mengandalkan penggemar untuk mengadvokasi artis mereka dalam konflik industri.
"Dulu, produser televisi memiliki kontrol lebih besar atas K-pop, karena penampilan di TV sangat penting untuk promosi idola," ungkap Choi.
"Namun, dengan maraknya media sosial, perusahaan kini sangat bergantung pada keterlibatan penggemar akar rumput untuk mempromosikan artis mereka," kata Choi.
"Itulah sebabnya penggemar Korea, yang memainkan peran penting dalam kegiatan promosi fisik, sering menolak tuduhan publik seperti ini."
Pada dasarnya, perusahaan meminta penggemar untuk campur tangan dalam perselisihan mereka.
Tetapi penggemar khawatir bahwa kontroversi semacam itu dapat merusak citra publik artis terutama menjelang perilisan album besar.***