Kekhawatiran terhadap kondisi sosial-politik Indonesia juga dirasakan oleh para metalhead Indonesia di Taiwan.
Dalam konser Seringai di Taichung, misalnya, beberapa penggemar tak ragu untuk menyampaikan pesan kritis mereka melalui kain-kain panjang yang mereka bawa, yang bertuliskan kritik terhadap kondisi darurat di Indonesia.
Meskipun aksi-aksi ini kecil, tetapi keberadaannya sangat penting karena bisa menyebarkan pesan yang lebih luas, yang mungkin tidak bisa diakses oleh media mainstream.
Musik dan Pandangan Terhadap Pemerintahan
Baca Juga: Bantu Fiji Bayar Utang, Indonesia Beri Hibah Rp101 Miliar
Selain sisi musikalnya, Seringai juga menyentuh sisi sosial melalui tur mereka.
Selama tur di Taiwan, Seringai banyak membahas kenyamanan sistem transportasi yang ada di negara tersebut.
Mereka mengakui bahwa perbedaan besar terlihat dalam hal fasilitas publik dan sistem transportasi antara Taiwan dan Indonesia, khususnya Jakarta.
Taiwan memiliki sistem transportasi terintegrasi yang mempermudah mobilitas masyarakatnya, yang sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia.
Baca Juga: Bank Jago Melesat di Awal Tahun 2025: Laba Naik 178 Persen, Nasabah Tembus 16 Juta
Bagi Seringai, tur antarnegara tidak hanya sekadar pengalaman bermusik, tetapi juga memberi perspektif baru tentang kondisi kota dan negara tersebut.
Keberhasilan Taiwan dalam menciptakan kota yang nyaman dan layak huni menjadi alasan bagi Seringai untuk terus menyuarakan kritik terhadap pemerintah Indonesia.
Jika negara seperti Taiwan saja bisa terus berbenah, maka Indonesia yang memiliki banyak potensi harusnya mampu menjadi negara yang lebih baik.
Peran Musik dalam Perubahan Sosial
Baca Juga: Fakta Menarik Final Coppa Italia Bologna Vs AC Milan