KONTEKS.CO.ID – Nama baik kontes Miss Universe Indonesia tercemar usai beberapa finalis mengalami pelecehan seksual. Muthia Fatika Rachman pun memilih mundur dan mengembalikan mahkota juara ketiga atau 2nd runner up.
Muthia Fatika Rachman menyampaikan keputusannya melalui unggahan di Instagram-nya @muthiafrachm.
Sang juara ketiga Miss Universe Indonesia ini mengucapkan rasa terima kasihnya pada seluruh pihak yang telah mendukungnya selama ini.
“Terima kasih yang paling tulus kepada semua orang yang telah bertahan, mendukung, mengawasi, dan memberi saya begitu banyak cinta dan dorongan melalui suka dan duka perjalanan ini.”
“Aku ingin membalas lebih banyak cinta itu kembali,” tulis Muthia Fatika Rachman dalam bahasa Inggris.
Dia merasa terhormat dan bersyukur bisa merasakan gelar runner up dalam ajang tersebut.
“Dalam perjalanan yang singkat namun mendalam ini, saya telah mendapatkan pelajaran tak ternilai yang selamanya mengubah saya menjadi lebih baik.”
“Saya sangat merasa terhormat, bersyukur, dan merasa rendah hati telah mempercayakan saya sebagai 2nd Runner Up Miss Universe Indonesia 2023. Kesempatan luar biasa yang saya miliki dalam salam tertinggi,” sambungnya.
Mimpi Jadi Miss Universe Berantakan
Bagi perwakilan Miss Universe Indonesia asal Jawa Barat tahun 2023 itu, memenangkan kontes kecantikan tersebut merupakan mimpinya sedari kecil.
“Bagi saya Miss Universe bukan sekedar kontes tapi mimpi sejak kecil.”
Sejak kecil, Muthia Fatika Rachman bermimpi bisa memenangkan kontes Miss Universe.
“Pada usia 9 tahun saya melihat Miss Universe di TV dan bercita-cita untuk menjadi jenis perubahan yang sama ke dunia suatu hari nanti.”
Dia memilih mengembalikan gelar juara ketiga karena kecewa dengan berbagai polemik yang terjadi.
“Hari itu tiba, ketika saya berdiri di belakang layar itu berharap bahwa seorang anak melihat saya dengan jenis inspirasi yang sama,” terangnya.
Namun saat teman-temannya mengalami skandal pelecehan seksual, Muthia sulit menerima hal tersebut sebagai kewajaran.
Ia merasa pemotretan tanpa busana itu bertentangan dengan nilai-nilainya sebagai perempuan dan manusia.
Menurutnya, Miss Universe Organization juga kecewa dengan skandal tersebut sehingga menghentikan kerjasama dengan Miss Universe Indonesia.
Dia berharap, Miss Universe dapat semakin memberdayakan wanita dengan keterampilan, kekuatan, dan kepercayaan diri yang menggunakan platformnya sebagai kekuatan untuk kebaikan, mengangkat suara mereka, dan bangga sebagai perempuan.
“Namun, hati saya yang dewasa dan masa kanak-kanak berat mendengar begitu banyak orang yang sangat dekat dan saya sayangi telah mengalami dugaan pelecehan seksual di lingkungan yang bertujuan memberdayakan mereka,” tulisnya dengan kecewa.
Skandal itu membuatnya kaget. Apalagi, sebelumnya panitia tidak pernah memberitahukan tentang kegiatan body checking dan pemotretan tanpa busana pada finalis.
Tegas Menolak Pelecehan Seksual
Sejak kasus pelecehan seksual itu terbuka, ia aktif mendampingi teman-temannya yang menjadi korban.
Dalam unggahan-unggahannya, ia menyatakan dengan tegas sikapnya yang menolak pelecehan seksual dan berdiri bersama teman-temannya, sesama finalis Miss Universe Indonesia yang menjadi korban.
Bahkan, ia ikut mendampingi korban bertemu beberapa orang tokoh untuk mengadukan masalah ini. Salah satunya ketika bertemu anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Putri K. Wardani, yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia.
Sikapnya untuk mundur dan berani menolak skandal tersebut menuai banyak pujian.
“The real winner is u,” tulis Rio Motret, eks Direktur Visual Miss Universe Indonesia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"