KONTEKS.CO.ID – Rusia buru pejabat Inggris sebagai target pembunuhan Moskow. Alasannya, Inggris dan Rusia sebenarnya sudah mendeklarasikan “perang yang tidak diumumkan”.
Ancaman mengerikan itu disampaikan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Dia mengingatkan adanya pembunuhan dalam eskalasi yang mengerikan.
Dmitry Medvedev yang juga Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia dengan dingin mengklaim dukungan Inggris untuk Ukraina sama dengan “perang yang tidak diumumkan” melawan Rusia.
Ancamannya yang mengerikan muncul setelah Menteri Luar Negeri James Cleverly mendukung hak Ukraina untuk menyerang sasaran di dalam negeri Rusia.
“Hari ini, Inggris bertindak sebagai sekutu Ukraina yang memberinya bantuan militer dalam bentuk peralatan dan spesialis, yaitu, secara de facto memimpin perang yang tidak diumumkan melawan Rusia,” tulis Medvedev dalam akun Twitter-nya, dilansir The Sun, Rabu 31 Mei 2023.
“Karena itu, setiap pejabat publiknya (baik militer, atau sipil, yang memfasilitasi perang) dapat dianggap sebagai target militer yang sah (Rusia buru pejabat Inggris),” tegas Wakil Dewan Keamanan Rusia itu.
Ancaman untuk Semua Pendukung Ukraina
Kata-katanya menimbulkan ancaman bagi Pemerintah Inggris atau pejabat militer mana pun yang dianggap oleh Rusia membantu Kiev dalam perang yang dilancarkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Medvedev, dinilai oleh sejumlah orang ingin menarik perhatian untuk kembali menduduki posisi sebagai Presiden Rusia, jika Putin dipaksa mundur karena kegagalan perang atau kesehatan yang buruk. Dia sering kali mencap pejabat Inggris sebagai musuh abadi Rusia.
“Para pejabat konyol Inggris harus ingat bahwa dalam kerangka hukum internasional yang diterima secara universal yang mengatur perang modern, termasuk Konvensi Den Haag dan Jenewa dengan protokol tambahan mereka, negara mereka juga dapat dikualifikasikan sebagai sedang berperang,” katanya lagi.
Menlu Inggris Pemicunya
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, telah berbicara pada kunjungannya ke Estonia. Yakni, negara NATO yang berbatasan dengan Rusia di mana pasukan Inggris ditempatkan.
Dia mengatakan, Kiev memiliki hak yang sah untuk membela diri. “Mereka memiliki hak yang sah untuk melakukannya di dalam perbatasannya sendiri, tetapi juga memiliki hak untuk memproyeksikan kekuatan di luar perbatasannya untuk merusak kemampuan Rusia memproyeksikan kekuatan ke Ukraina sendiri,” tuturnya.
Dia tampaknya melangkah lebih jauh dari Washington dalam mendukung serangan di dalam Rusia.
Seorang Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan, Amerika tidak mendukung aksi militer di Rusia sebagai masalah umum.
Itu terjadi setelah Ukraina diperingatkan akan menghadapi serangan nuklir setelah pesawat tak berawaknya membombardir Moskow.
Gelombang bom terbang kamikaze menargetkan pinggiran ibu kota Rusia pada hari Selasa di mana pejabat Moskow memiliki tempat peristirahat di sana.
Serangan udara tak berawak itu terjadi beberapa jam setelah seorang komandan Ukraina bersumpah untuk membalas serangkaian serangan udara terbaru Rusia di Kiev.
Namun Ukraina membantah terlibat di tengah kekhawatiran bahwa serangan itu adalah tipu muslihat yang diperintahkan Putin sendiri untuk memungkinkannya meningkatkan konflik.
Putin mengatakan, Ukraina berusaha untuk mengintimidasi Rusia dan warganya dengan melakukan serangan terhadap bangunan tempat tinggal. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"