"Semua ini dilakukan agar animasi Indonesia bisa bersaing di kancah internasional. Kami tak sabar melihat hasilnya di bioskop dan bagaimana pasar merespons," kata Herry.
Tantangan Animasi Indonesia
Herry menyoroti bahwa secara cerita dan konten, animasi Indonesia mampu bersaing dengan film produksi Disney.
Namun, aspek teknologi dan penyampaian cerita masih memerlukan pengembangan lebih lanjut.
Dia juga menyoroti pentingnya disiplin dalam menciptakan karya dengan evergreen IP yang memiliki daya tarik lintas generasi.
Dengan Jumbo, Visinema Studio tidak hanya membawa cerita yang relevan, tetapi juga membuktikan potensi besar animasi Indonesia di pasar global.
Film ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam sejarah animasi lokal, membawa kisah menyentuh dan kualitas produksi yang membanggakan ke layar lebar pada Lebaran 2025.***
Artikel Terkait
Fakta Menarik Film Pengantin Setan: Pernikahan Manusia dengan Jin Diangkat dari Kisah Nyata
Penjualan Tiket Tinggi Sebelum Tayang, Dark Nuns Jadi Film Horor Song Hye-kyo yang Paling Dinantikan
Fakta Menarik 404 Run Run: Film Horor Komedi Thailand yang Tak Boleh Dilewatkan
Film Keajaiban Air Mata Wanita Tayang Hari Ini: Komunitas Ibu-ibu Gelar Nobar Bawa 37 Ribu Penonton
Uwais Pictures Resmi Umumkan Dua Film Perdana Tayang 2025: Ikatan Darah dan Timur