ekonomi

Masih Didera Gerakan Boikot, Kini Ratusan Gerai Tutup karena Karyawan Starbucks Mogok Kerja

Rabu, 25 Desember 2024 | 17:19 WIB
Sebanyak 300 gerai Starbucks di AS tutup akibat karyawan Starbucks mogok kerja menjelang Hari Natal 2024. (Starbucks)

KONTEKS.CO.ID - Karyawan Starbucks mogok kerja. Ya, Starbucks bukan hanya digoyang oleh Gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) akibat mendukung Israel pada genosida Gaza Palestina.

Mereka juga "digerogoti" dari dalam perusahaan oleh karyawan yang tak puas dengan gaji dari manajemen Starbucks.

"Menjelang Hari Natal di Amerika Utara, gerakan karyawan Starbucks mogok kerja akan meluas ke lebih dari 300 lokasi di seluruh AS," kata Serikat Pekerja Starbucks, melansir Business Insider, Rabu 25 Desember 2024.
.
Starbucks Workers United mengatakan pada hari Senin bahwa aksi mogok kerja oleh para pekerja akan mencapai lokasi-lokasi baru. Seperti Atlanta dan Buffalo, serta lokasi-lokasi lain yang belum diumumkan, The Washington Post melaporkan.

Baca Juga: Katalog Promo Alfamart dan Indomart Tawarkan Harga Diskon Spesial Hari Natal

Itu berarti beberapa toko di jaringan kopi terbesar di AS akan terpengaruh pada Malam Natal.

Pekerja Starbucks mulai mogok kerja pada hari Jumat atas apa yang sebelumnya dikatakan serikat pekerja kepada Business Insider sebagai masalah gaji. Juga kasus-kasus yang belum terselesaikan terkait dengan perselisihan perburuhan.

Serikat pekerja mengatakan di media sosial, perusahaan tidak mengusulkan kenaikan upah baru untuk barista yang tergabung dalam serikat pekerja. Mereka telah menarik kembali jalur yang telah tersetujui dengan para pekerja mengenai perundingan bersama dan pengorganisasian gaji.

"Perusahaan mengatakan mereka memiliki tunjangan dan gaji kelas dunia. Tetapi bagi banyak pekerja, itu bukan kenyataan," katanya. "Pekerja Starbucks sering kali kesulitan mendapatkan jam kerja untuk mendapatkan tunjangan, dan kenaikan gaji tahunan tidak sesuai dengan tingkat inflasi."

Baca Juga: Mabar Hari Natal Makin Seru dengan Kode Redeem FC Mobile Rabu 25 Desember 2024

Mereka meminta orang-orang bersikap, "Saat kami mogok, dukung pekerja dengan TIDAK membeli dari Starbucks."

Lebih dari 60 lokasi telah ditutup sementara karena pemogokan, Washington Post melaporkan.

Philly Workers United, serikat pekerja layanan makanan, mengatakan pada X pada hari Senin, lima lokasi Starbucks di Philadelphia telah tutup sehari sebelumnya.

Barista juga melakukan pemogokan di lokasi-lokasi di Los Angeles, Chicago, Seattle, Columbus, Denver, dan Pittsburgh.

Serikat pekerja juga telah membagikan rekaman pekerja yang mogok di Texas, Massachusetts, New York, dan Oregon.

Serikat pekerja mengatakan di X bahwa pemogokan akan meningkat setiap hari hingga Malam Natal. Kecuali Starbucks menghormati komitmen untuk bekerja menuju kerangka dasar. Tidak jelas apakah pemogokan akan dilanjutkan nanti.

Baca Juga: Setelah Jadi Tersangka, Hasto Tetap Kumpul Bersama Keluarga

Seorang juru bicara Starbucks mengatakan, perusahaan menawarkan gaji rata-rata yang kompetitif lebih dari USD18 per jam dan tunjangan terbaik di kelasnya. Perusahaan juga menawarkan tunjangan yang kompetitif, termasuk perawatan kesehatan, biaya kuliah gratis, cuti keluarga berbayar, dan hibah saham perusahaan.

Juru bicara itu ,mengatakan tidak ada pengecer lain yang menawarkan paket gaji dan tunjangan komprehensif semacam ini. "Usulan Workers United menyerukan peningkatan segera upah minimum mitra per jam sebesar 64%, dan sebesar 77% selama masa kontrak tiga tahun. Ini tidak berkelanjutan," tambah mereka.

Perusahaan juga mengatakan dalam pernyataan publik bahwa delegasi serikat pekerja "mengakhiri secara prematur" sesi perundingan minggu ini. "Sangat mengecewakan mereka tidak kembali ke meja perundingan mengingat kemajuan yang telah kami buat sejauh ini."

Baca Juga: Komentar Jokowi Usai KPK Tetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Tersangka Kasus Harun Masiku

"Kami siap untuk melanjutkan negosiasi untuk mencapai kesepakatan. Kami membutuhkan serikat pekerja untuk kembali ke meja perundingan," tulis Starbucks.

Shay Mannik, seorang barista yang mogok di Denver yang telah bekerja di Starbucks selama dua tahun, mengatakan kepada Business Insider, mereka melakukan negosiasi kontrak.

"Kami telah melakukan negosiasi kontrak dengan Starbucks selama beberapa bulan sekarang, dan semuanya berjalan lancar hingga saat ini. Ketika mereka menolak untuk menawarkan paket ekonomi yang layak kepada kami," keluh Mannik.

"Mereka sama sekali tidak menawarkan upah yang layak kepada kami," tambahnya. ***

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB