KONTEKS.CO.ID - Grup Sampoerna tidak lagi melantai di pasar modal usai melepas seluruh kepemilikan saham di Sampoerna Agro atau SGRO yang bergerak di bisnis sawit.
Corporate Secretary SGRO, Eris Ariaman, mengkonfirmasi adanya perubahan kendali ini meski tidak mengungkapkan nilai transaksinya.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, ia menyatakan seluruh informasi dan fakta material akan menyebabkan perubahan pengendalian dalam perseroan.
Baca Juga: Gandeng Raisa, Josh Groban Umumkan GEMS World Tour 2026, Jakarta Jadi Persinggahan Spesial
“Pembeli akan menjadi pengendali baru di perseroan,” ucapnya.
Sebelumnya SGRO menjadi satu-satunya emiten tersisa milik keluarga Sampoerna, setelah divestasi PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) kepada Philip Morris International pada 2005.
Dana dari penjualan 40 persen saham HMSP itu yang kemudian dipakai untuk mengakuisisi perusahaan kelapa sawit PT Selapan Jaya pada Januari 2007.
Baca Juga: Cara Efektif Menghemat Baterai Laptop Seharian, Tips Simpel untuk Gen Z Agar Tetap Produktif
Nama Selapan Jaya berubah menjadi PT Sampoerna Agro pada 16 Februari 2007.
Selanjutnya, perusahaan itu melantai di BEI pada 18 Juni 2007 dengan melepas 24,4 persen saham di harga Rp 2.340 per saham.
Secara historis, HMSP merupakan perusahaan pertama keluarga Sampoerna yang menjadi emiten publik di BEI pada 15 Agustus 1990.
Baca Juga: Grup Sampoerna Hengkang dari Bursa Efek Indonesia Usai Lepas Seluruh Saham di SGRO
Saat IPO, perseroan melepas 27 juta saham ke publik dengan harga Rp 12.600 per saham.
Selain SGRO dan HMSP, Sampoerna juga sempat memiliki 10 persen saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola ritel Alfamart.