KONTEKS.CO.ID - Kamar Dagang dan Industri Nasional Mongolia (MNCCI), bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, menggelar forum bisnis perdana bertajuk “Trade and Investment Outlook” di Ulaanbaatar.
Forum ini mempertemukan lebih dari 40 delegasi bisnis dari kedua negara.
Perwakilan dari Kementerian Luar Negeri dan Badan Investasi dan Perdagangan Mongolia memaparkan kondisi ekonomi dan iklim usaha di Mongolia.
Baca Juga: Gempa Terkini Magnitudo 6,0 Guncang Ambon, Terasa Hingga Amahai
Para peserta membahas peluang kerja sama di sektor pertambangan, pertanian, pendidikan, pariwisata, farmasi, dan sektor strategis lainnya.
Perdagangan bilateral meningkat dalam beberapa tahun terakhir, mencapai USD51,1 juta (sekitar Rp852,37 miliar) pada 2024 dan USD36,11 juta (sekitar Rp602,04 miliar) pada paruh pertama 2025.
Mongolia mengekspor fluorspar dan benang wol ke Indonesia, sementara mengimpor mesin dan peralatan pertambangan, produk pangan dan konsumen, minyak sawit, serta produk farmasi.
Baca Juga: Dibayangi Trauma Playoff, Gattuso Beri Dorongan Mental untuk Italia
Para pejabat menyoroti berbagai peluang yang ada.
“Kedua negara telah mempertahankan hubungan persahabatan selama 69 tahun dan memperluas kerja sama di sektor politik, ekonomi, dan budaya,” kata Lkhagvajav Baatarjav, Presiden MNCCI.
“Kemitraan jangka panjang ini menjadi fondasi bagi pertemuan hari ini. Mongolia dan Indonesia sama-sama memiliki posisi strategis di wilayahnya serta potensi ekonomi yang signifikan.”
Baca Juga: Italia Terancam Bertemu “Pembunuh Beruntun” di Play-off Piala Dunia 2026
Djauhari Oratmangun, Duta Besar Non-Residen Indonesia untuk Mongolia, mengatakan yakin acara ini menjadi jembatan penting untuk menghubungkan komunitas bisnis kedua negara.
“Indonesia sangat tertarik mengimpor daging dan produk daging bersertifikat halal dari Mongolia. Indonesia juga memproduksi banyak produk farmasi dan ingin mengekspornya ke Mongolia,” katanya.