KONTEKS.CO.ID – Direktur Bisnis Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, mengatakan, Holding Ultra Mikro memperkuat posisi BRI Group, di antaranya simpanan emas dan transaksi BRILink.
Salah satunya, kata Akhmad dalam konferensi pers Laporan Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Triwulan III Tahun 2025 secara daring pada Kamis, 30 Oktober 2025, keberadaan Holding Ultramikro terbukti meningkatkan literasi dalam ekosistem layanan bullion atau bank emas.
"Akhir September 2025 ini, Holding Ultramikro tercatat memiliki 3,8 juta nasabah dengan total simpanan emas mencapai 13,7 ton atau tumbuh 66,9 persen year on year," katanya.
Kemudian, sinergi Holding Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian, dan PNM juga semakin kuat. Hingga akhir September 2025, Holding Ultra Mikro telah menjangkau lebih dari 34,5 juta debitur aktif.
"Total simpanan mikro mencapai lebih dari 185 juta rekening," ucapnya.
Selanjutnya, ujar Akmad, hingga akhir September 2025, jumlah agen BRILink telah mencapai lebih dari 1,2 juta atau tumbuh 17,8 persen secara year on year.
"Agen-agen tersebut tersebar di 66 ribu desa mencapai lebih dari 80 persen penjuru negeri, termasuk di daerah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal," katanya.
Dari sisi transaksi, agen BRILink mencatatkan volume transaksi sebesar Rp1.293,5 triliun atau tumbuh 10,6 persen year on year.
"Ini menunjukkan peran yang semakin vital agen BRILink dalam memberikan akses layanan keuangan formal kepada masyarakat," ucapnya.
Akhmad mengungkapkan, peran agen BRILink kini telah bertransformasi dari penyedia layanan transaksi menjadi lifestyle microprovider.
"Hal tersebut menggambarkan konsistensi BRI dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan memberdayakan," ujarnya.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menyampaikan, kualitas aset BRI hingga akhir Triwulan III 2025, rasio nonperforming non-BRI terkendali di level 3,08 persen.
"Dengan kualitas kredit yang baik tersebut, BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang sangat memadai dengan NPL coverage sebesar 183,1 persen," ucapnya.
Menurutnya, dengan coverage ratio yang sangat memadai, ini menunjukkami tidak hanya mampu menjaga stabilitas neraca secara berkelanjutan.
"Juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh stakeholders," ujarnya.
Menurut dia, itu menunjukkan bahwa perusahaan memiliki fundamental yang kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi dan juga tantangan pasar ke depan.***