KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah hari ini ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa, 28 Oktober 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terapresiasi 0,08% atau 13 poin ke posisi Rp16.608 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat melemah 0,08% ke level 98,70.
Kinerja rupiah yang membaik ini terjadi seiring penguatan beberapa mata uang Asia lainnya seperti yen Jepang (0,49%), dolar Taiwan (0,33%), dan baht Thailand (0,45%).
Baca Juga: BTS Comeback Maret 2026, Siap Gelar Tur Dunia Terbesar Sepanjang Karier Setelah Wamil
Meski begitu, ada pula mata uang yang tertekan seperti won Korea yang melemah 0,44% dan rupee India yang turun 0,01%.
Sentimen Global Bikin Rupiah Menguat
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa penguatan rupiah kali ini tidak lepas dari sentimen global positif menjelang pertemuan penting antara Amerika Serikat dan China di Korea Selatan pekan ini.
“Pasar bereaksi positif karena ada harapan kesepakatan dagang baru antara dua raksasa ekonomi dunia itu,” ujarnya, Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga: Klub Bola Voli Turki Putus Kontrak dengan Megawati Hangestri: Tanpa Konpensasi
Menurut Ibrahim, pasar juga tengah menantikan hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan berakhir Rabu malam waktu setempat.
“Ekspektasinya, The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, karena inflasi di AS kembali melemah dan pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pendinginan,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Ketidakpastian ekonomi AS—termasuk ancaman penutupan pemerintah—bisa mempercepat keputusan The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.”
Langkah The Fed yang lebih akomodatif itu dinilai akan menjadi angin segar bagi pasar negara berkembang seperti Indonesia.
Baca Juga: Divonis 4 Tahun Penjara, Nikita Mirzani Tegar: Tak Ada yang Harus Ditangisi
Penurunan suku bunga di AS dapat menekan nilai dolar dan membuat aliran modal asing kembali masuk ke pasar domestik.
Kebijakan Fiskal Domestik Jadi Penopang
Dari sisi dalam negeri, kebijakan fiskal pemerintah juga berkontribusi memperkuat kepercayaan pasar terhadap rupiah.
Menteri Keuangan Purbaya disebut tengah fokus menjaga keseimbangan antara pembiayaan utang dan efisiensi belanja negara.
Baca Juga: PEPS Sebut Kerugian Negara Proyek Whoosh Rp73,5 Triliun Nyata dan Pasti
Berdasarkan data terakhir, total utang pemerintah pusat per Juni 2025 mencapai Rp9.138,05 triliun — terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp7.980,87 triliun dan pinjaman senilai Rp1.157,18 triliun.