KONTEKS.CO.ID - Investor muda Timothy Ronald membagikan pandangannya mengenai empat sektor industri di Indonesia yang ia yakini memiliki potensi pertumbuhan paling signifikan di masa depan.
Menurutnya, empat sektor ini akan menjadi motor penggerak utama seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat menuju tahun 2050, yang ia perkirakan akan menempatkan Indonesia di peringkat keempat atau kelima PDB terbesar di dunia.
"Saya percaya ini GDP keempat harusnya, kalau saya benar harusnya GDP keempat atau kelima lah," ujarnya dalam video yang diunggah di kanal Youtube Sandiuno TV pada Minggu, 28 September 2025.
Baca Juga: IRC for Reform: Dua Opsi Akhiri Dwifungsi Polri
Sektor pertama yang menjadi sorotan utama adalah Perbankan. Timothy melihat perbankan sebagai proksi langsung dari kesehatan dan pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
Dengan mengutip Nathan Rothschild, "satu-satunya bisnis yang layak dilakukan adalah bisnis uang", ia meyakini bahwa seiring meraksasanya ekonomi Indonesia, sektor perbankannya juga akan ikut berkembang secara masif.
Ia mencontohkan bagaimana bank-bank besar selalu mendominasi kapitalisasi pasar di negara dengan ekonomi kuat seperti Tiongkok dan India.
Baca Juga: Tablet Gaming Legion Pertama Hadir di Indonesia: Adem Dibuat Gaming, Gahar untuk Kerja Harian
Di Indonesia, ia secara spesifik hanya berinvestasi pada saham BCA karena dominasinya yang kuat di pasar domestik, terutama di kalangan generasi muda, serta efisiensi digitalnya yang superior.
Sektor kedua adalah Energi, dengan fokus khusus pada energi terbarukan. Ia meyakini transisi dari energi fosil seperti batu bara ke energi hijau tidak dapat dibendung lagi.
Hal ini didorong oleh komitmen modal global dari perusahaan-perusahaan investasi raksasa seperti Brookfield dan bahkan Berkshire Hathaway Energy milik Warren Buffett yang kini sangat gencar melakukan transisi energi.
Baca Juga: Unggah Foto Salaman dengan Trump, Prabowo Optimis Ada Terobosan Perdamaian
Menurutnya, langkah ini tak terhindarkan karena cadangan batu bara akan habis dalam 50 tahun ke depan.
Selain itu, kemajuan teknologi yang pesat membuat sumber energi seperti tenaga surya kini sudah lebih murah dibandingkan batu bara.