KONTEKS.CO.ID - Presiden Indonesia Prabowo Subianto menandatangani perjanjian dagang dengan PM Kanada Mark Carney, di Parliament Hill, Ottawa.
Presiden Prabowo menyebut kesepakatan ini “sangat penting dan strategis secara ekonomi” bagi Indonesia.
Perjanjian dagang ini bersifat komprehensif, membuka akses perdagangan di berbagai sektor dengan negara terpadat keempat di dunia.
Kesepakatan akan berlaku mulai tahun depan atau 2026 dan diprediksi menurunkan harga gandum, pupuk, kayu, dan kedelai Kanada.
Menteri Perdagangan Kanada, Maninder Sidhu, menyatakan kesepakatan ini memberi akses preferensial untuk sektor pertanian, energi, telekomunikasi, kedirgantaraan, dan pertahanan.
Sidhu menambahkan Indonesia sedang mempertimbangkan pembelian reaktor nuklir modular kecil.
Baca Juga: Tuding Adanya Skenario Jahat, Roy Suryo Sebut Riwayat Pendidikan Gibran Penuh Kebohongan
Pembelian reaktor nuklir modular kecil itu untuk mendukung pulau-pulau terpencil.
Sidhu menilai kelas menengah Indonesia terus berkembang dan menjadi pasar potensial bagi perusahaan Kanada.
“Indonesia menunjukkan pertumbuhan lima persen per tahun selama sepuluh tahun terakhir,” ujarnya.
Subianto menekankan peran Kanada dalam inisiatif kemanusiaan, termasuk bantuan kesehatan, pertanian, dan penjagaan perdamaian.
Ia memuji Kanada sebagai negara maju dengan empati terhadap kebutuhan negara berkembang.***