KONTEKS.CO.ID - Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin, membeberkan bahwa nilai aset wakaf di Indonesia sudah tembus Rp2.000 triliun.
Fakta ini disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BWI 2025 yang digelar di Hotel Pullman, Jakarta Pusat pada Selasa, 5 Agustus 2025.
“Nilai aset wakaf kita di Indonesia itu mencapai Rp2.000 triliun asetnya. Ada Rp2.000 triliun yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Kamaruddin pada media.
Besarnya angka itu membuat Kamaruddin mengklaim Indonesia layak disebut negara paling dermawan di dunia.
“Ini menunjukkan betapa warga bangsa kita pantas mendapatkan gelar sebagai the most generous country on earth, negara paling dermawan di dunia,” katanya.
Sayangnya, potensi besar itu belum sepenuhnya terkelola secara maksimal.
Menurutnya, ada banyak tantangan yang bikin potensi wakaf ini belum bisa menjawab masalah besar seperti kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.
Regulasi Lemah, Literasi Rendah, dan Teknologi Belum Optimal
Menurut Kamaruddin, tiga tantangan besar menghambat optimalisasi wakaf yaitu regulasi yang belum memadai, literasi masyarakat tentang wakaf yang masih rendah, serta teknologi yang belum maksimal dimanfaatkan.
Baca Juga: Lelah Diabaikan, Kini Dokter Pelosok Diganjar Tunjangan Fantastis, Rp30 Juta Per Bulan
“Akibatnya, besar potensi wakaf belum bisa dioptimalkan untuk mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia,” ujarnya.
Ia menegaskan, “Seharusnya wakaf ini jadi instrumen untuk mengentaskan kemiskinan. Kalau dikapitalisasi secara maksimal, seharusnya tidak ada orang miskin di Indonesia.”
Kamaruddin juga menyebut dari total 451 ribu titik wakaf di Indonesia, baru 9 persen yang punya nilai ekonomis dan bisa diproduktifkan. Artinya, masih banyak aset yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Baca Juga: Juara di Macau Open 2025, Alwi Farhan Langsung Naik Peringkat BWF, Kini Masuk 25 Besar Dunia