KONTEKS.CO.ID - Jengkol yang kerap hadir dalam masakan tradisional Indonesia, harganya melonjak tajam di Bekasi, hingga menembus Rp100 ribu per kilogram di pasar tradisional.
Angka ini hampir menyamai harga daging sapi yang berkisar antara Rp120 ribu hingga Rp150.000 per kilogram, dan jauh di atas harga ayam yang sekitar Rp60 ribu/kg.
Jengkol yang juga dikenal sebagai “dog fruit” (Archidendron pauciflorum) memang terkenal karena baunya dan sedikit toksisitasnya.
Baca Juga: Resep Semur Jengkol Kecap Bango, Pembuatannya Mudah! Cita Rasanya Manis Gurih!
Namun, jengkol tetap digemari sebagai lauk pendamping, terutama dalam hidangan seperti semur dan nasi uduk.
Menurut Helmi Yenti, Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok Dinas Perdagangan Bekasi, lonjakan harga ini sudah terjadi selama lebih dari seminggu.
“Harga jengkol naik tajam, sekarang bahkan lebih mahal dari ayam, dan mendekati harga daging sapi,” kata Helmi pada Senin 4 Agustus 2025.
Baca Juga: Resep Semur Jengkol Pedas yang Bikin Nagih, Pecinta Pedas Merapat!
Penyebabnya? Kekurangan pasokan. Helmi menjelaskan petani belum memasuki masa panen, sehingga pasokan jengkol di pasar lokal menipis.
“Distributor hanya mengirim dalam jumlah kecil karena pohonnya belum berbuah, masih dalam tahap berbunga,” jelasnya.
Bekasi biasanya mendapatkan pasokan jengkol dari Lampung, Bengkulu, dan beberapa provinsi di Jawa.
Baca Juga: Mengejutkan! Terungkapnya Manfaat Luar Biasa Jengkol bagi Kesehatan
Namun semua wilayah itu kini mengalami keterlambatan musim panen yang sama.
Meski kenaikannya tajam, jengkol tidak tergolong bahan pangan pokok, jadi tidak berdampak pada angka inflasi resmi.