ekonomi

Indonesia di Ambang Banjir Barang Murah China, Industri Lokal Siap-Siap Tersapu?

Kamis, 31 Juli 2025 | 14:39 WIB
Gelombang baru barang murah China siap masuk ke Indonesia. (Freepik)

KONTEKS.CO.ID - Fenomena banjir barang impor dari China bukan cerita baru, tapi tahun ini tekanannya bisa lebih besar.

Laporan BCA bertajuk Will another wave of China's inventory upcycle incoming? menyebutkan bahwa perubahan jalur dagang global dan kebutuhan China mencari pasar baru membuat Indonesia jadi target strategis.

"China sedang hadapi permintaan domestik yang lemah. Mereka harus cari pasar ekspor baru, dan Indonesia bisa jadi sasaran empuk," tulis laporan itu.

Baca Juga: Jangan Panik! PPATK Pastikan Rekening Haji dan Umroh Tetap Aman

Faktor lain yang memperparah situasi adalah kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Hal ini berpotensi menggeser posisi China sebagai mitra dagang utama Eropa.

Indonesia Pernah Alami, Kini Bisa Terulang Lebih Parah

Kita pernah merasakan dampaknya pada 2021-2023.

Produk elektronik, tekstil, hingga mesin dari China membanjiri pasar domestik, dengan harga yang sulit ditandingi.

Per Mei 2025, porsi impor Indonesia dari China sudah tembus 36,4% dari total impor nasional, naik signifikan dari 20,6% di 2015. Bandingkan dengan AS yang stagnan di angka 5-6%.

Baca Juga: Sam Altman: Teknologi AI Sudah Ngeri Banget, Bisa Kloning Suara dan Sidik Jari!

Dari sisi konsumen, ini bisa jadi "angin segar" karena harga lebih murah.

Tapi bagi produsen lokal, khususnya UMKM, ini alarm bahaya. Barang murah dari China bisa mematikan bisnis lokal.

PMI Manufaktur RI Melemah, Tanda Industri Tertekan

PMI manufaktur sempat di zona ekspansi pada awal 2024, namun terus merosot sejak Maret 2025.

Pada Juni, PMI hanya di angka 46,9, yang menandakan sektor industri mulai masuk fase kontraksi.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB