KONTEKS.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memanaskan tensi perdagangan global dengan mendorong penerapan tarif minimum 15% hingga 20% atas seluruh impor dari Uni Eropa.
Langkah ini disebut sebagai respons keras terhadap stagnasi perundingan perdagangan bilateral yang telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir.
Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Financial Times yang mengutip tiga sumber yang dekat dengan proses negosiasi. Mereka menyebutkan bahwa Washington semakin frustrasi karena belum ada titik temu dalam penyusunan kerangka kesepakatan dagang antara kedua blok ekonomi raksasa itu.
Baca Juga: Lini Depan Timnas Indonesia U-23 Tampil Ompong Lawan Filipina, Vanenburg Tetap Puas
“Trump telah menetapkan tenggat waktu hingga 1 Agustus. Jika tidak ada kemajuan berarti, tarif baru akan segera diberlakukan,” ujar salah satu pejabat AS yang menolak disebutkan namanya kepada FT, dikutip CNBC, Sabtu 19 Juli 2025.
AS Tuding Ketimpangan Neraca Dagang
Pemerintahan Trump menganggap surplus perdagangan barang Uni Eropa terhadap Amerika Serikat yang mencapai USD231 miliar sebagai bukti adanya ketidakseimbangan serius.
Menurut Gedung Putih, hal ini telah merugikan industri manufaktur domestik dan menekan daya saing produk-produk buatan AS di pasar global.
Baca Juga: Dulu Queen of Party, Sekarang Siap Jadi Ibu! Kisah Erika Carlina yang Bikin Netizen Shock
“Kita tidak bisa terus membiarkan blok dagang besar seperti Uni Eropa mendapat keuntungan besar dari kita tanpa timbal balik yang adil,” ujar Trump dalam pernyataan terpisah yang dirilis usai rapat kabinet di Washington.
Sebagai catatan, Uni Eropa selama ini menikmati tarif ekspor yang lebih rendah ke AS dibandingkan sebaliknya, khususnya untuk sektor otomotif, makanan olahan, dan tekstil.
Eropa Frustrasi, Pasar Panik
Di sisi lain, Uni Eropa menilai perhitungan surplus perdagangan oleh AS terlalu sempit karena hanya memperhitungkan barang fisik. Jika perdagangan jasa dan arus investasi dihitung, neraca antara keduanya disebut lebih berimbang.
Baca Juga: BYD Atto 1 Siap Debut di GIIAS 2025: Mobil Listrik Mungil dengan Harga Damai!
Brussels juga telah menyatakan kesediaan untuk meningkatkan pembelian energi dari AS – termasuk gas alam cair (LNG) dan minyak – guna membantu mengurangi defisit dagang yang dikeluhkan Trump.
Namun upaya ini tampaknya belum cukup. Negosiasi yang sebelumnya diharapkan mengarah ke kesepakatan “model Inggris” dengan tarif dasar 10% untuk sektor tertentu, kini menemui jalan buntu.