ekonomi

Lo Kheng Hong Borong Saham SIMP, Analis Rekomendasikan DSNG dan STAA

Minggu, 29 Juni 2025 | 20:30 WIB
Kebun Sawit (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Investor kawakan Lo Kheng Hong resmi menguasai 5,02% saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP), emiten sektor perkebunan kelapa sawit milik Grup Salim.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 24 Juni 2025, Lo tercatat menggenggam 778.857.000 saham SIMP.

Masuknya Lo Kheng Hong ke daftar pemegang saham signifikan menjadi sorotan, mengingat saham SIMP masih undervalued. Emiten ini mencatatkan rasio price to book value (PBV) sebesar 0,36 kali dan price to earning ratio (PER) hanya 3,86 kali (annualized).

SIMP dijadwalkan membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 310,02 miliar atau Rp 20 per saham, dengan cum date di pasar reguler pada 30 Juni 2025 dan pembayaran pada 22 Juli 2025.

Baca Juga: Elon Musk Kembali Kritik Kebijakan Energi Trump: Sangat Gila dan Merusak

Rekomendasi Saham Sawit Lain

Sementara itu, MNC Sekuritas merekomendasikan saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) sebagai pilihan utama sektor sawit, didukung oleh pemulihan operasional dan prospek harga minyak sawit mentah (CPO) yang menjanjikan.

Menurut analis Raka Junico W, produksi tandan buah segar (TBS) nasional tumbuh 0,9% yoy pada kuartal I/2025 menjadi 1,84 juta ton.

Meski harga pupuk naik, biaya input dinilai masih terkendali berkat pasokan nitrogen domestik dan pelonggaran ekspor fosfat China.

Terkait regulasi, implementasi PMK 30/2025 yang menaikkan bea keluar ekspor CPO dinilai dapat mendorong hilirisasi industri. MNC Sekuritas mempertahankan rating overweight untuk sektor ini.

Baca Juga: Jadwal Baru KRL di Stasiun Tanah Abang Mulai Hari Ini, Khususnya Peron 2 dan Hall Baru

Target Harga Saham:

  • DSNG: Buy, target Rp 1.200
  • STAA: Buy, target Rp 900
  • AALI (Astra Agro Lestari): Buy, target Rp 6.450
  • LSIP (PP London Sumatra): Hold, target Rp 1.300

Raka mengingatkan bahwa risiko utama yang dapat menghambat kinerja saham perkebunan adalah pelemahan harga CPO di bawah ekspektasi dan potensi La Nina ekstrem yang dapat mengganggu produksi. ***

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB