KONTEKS.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terpuruk, mencatatkan penurunan lebih dari 3 persen dan kembali ke level 6.200.
Pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2025 hingga pukul 10.21 WIB, IHSG turun 3,36 persen atau 217,56 poin, mencapai posisi 6.254,39.
Tren pelemahan ini telah berlangsung selama empat hari berturut-turut dan menandai titik terlemah IHSG dalam tiga tahun terakhir.
Jika dibandingkan dengan level tertingginya di 7.910,86 pada September 2024, IHSG sudah kehilangan sekitar 20,91 persen.
Dalam basis mingguan, penyusutan tajam ini telah terjadi selama 24 bulan terakhir.
Sejarah mencatat beberapa periode kejatuhan besar IHSG yang berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Krisis Moneter 1998
Pada 1997-1998, IHSG mengalami kehancuran besar akibat krisis moneter Asia.
Pada puncak krisis, IHSG anjlok hingga lebih dari 50% dalam waktu kurang dari satu tahun.
Baca Juga: Soal Laporan Sekuriti ke Polisi Usai Geruduk Rapat Revisi UU TNI, Kontras: Ada Upaya Pembungkaman
Depresiasi rupiah yang sangat tajam, inflasi tinggi, serta ketidakstabilan politik membuat pasar saham runtuh.
Pemulihan dari krisis ini memakan waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya IHSG kembali menguat.
Perlambatan Ekonomi China 2015
Krisis ekonomi China pada 2015 menjadi pemicu penurunan IHSG sebesar 22,7 persen dalam 26 bulan.
Penyebab utama saat itu adalah devaluasi yuan yang mengejutkan pasar global, termasuk Indonesia.