KONTEKS.CO.ID – Pada Rabu 3 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan, mendekati posisi Rp16.000.
Pernyataan dari pejabat The Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan suku bunga menjadi pemicu utama pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini.
Nilai tukar rupiah ini ditutup pada level Rp15.920, mencerminkan penurunan sebesar 0,14% dari hari sebelumnya.
Data dari Bloomberg menunjukkan, rupiah melemah 23 poin atau 0,14% menjadi Rp15.920 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,01% menjadi 104,80.
Trend pelemahan juga terjadi pada mata uang Asia lainnya, seperti yen Jepang, yuan China, baht Thailand, ringgit Malaysia, peso Filipina, dan rupee India.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan dolar AS belakangan ini dipicu oleh peringatan dari beberapa pejabat The Fed mengenai kemungkinan mempertahankan suku bunga yang tinggi dalam menghadapi inflasi.
Dia menambahkan, isyarat lebih lanjut terkait hal tersebut akan dirilis pada Jumat pekan ini dengan data nonfarm payrolls untuk bulan Maret.
“Isyarat lebih lanjut mengenai hal tersebut akan dirilis pada Jumat pekan ini, dengan data nonfarm payrolls untuk bulan Maret,” tuturnya dalam publikasi riset, Rabu 3 April 2024.
Menurut Assuaibi, angka nonfarm payrolls telah secara konsisten melampaui ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir, mencerminkan kekuatan yang berkelanjutan dalam sektor tenaga kerja AS.
Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik di Asia, seperti gempa bumi di Taiwan yang menghancurkan infrastruktur dan pabrik-pabrik chip terkemuka, serta peringatan tsunami di beberapa wilayah Jepang, telah memberikan pukulan tambahan pada risk appetite.
Di sisi lain, terdapat beberapa indikasi positif dari Asia, seperti data PMI swasta sektor jasa China yang menunjukkan pertumbuhan pada bulan Maret.
Ini terjadi beberapa hari setelah PMI resmi sektor manufaktur Tiongkok menunjukkan perbaikan, menandakan membaiknya kondisi ekonomi negara tersebut.
Dari dalam negeri, tingkat inflasi Indonesia pada Maret 2024 mencapai 0,52% secara bulanan dan 3,05% secara tahunan. Para ekonom memprediksi tingkat inflasi tetap tinggi pada April 2024.
Peningkatan inflasi pada bulan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan, dipengaruhi oleh faktor-faktor penawaran dan permintaan, serta dampak El Nino yang masih berlangsung.
Meskipun risiko inflasi terkait harga pangan diharapkan akan berkurang seiring meredanya dampak El Nino pada semester II/2024, tekanan inflasi dapat tetap muncul dari inflasi inti akibat penerapan cukai plastik dan minuman kemasan berpemanis.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, terprediksi rupiah akan mengalami fluktuasi pada perdagangan Kamis 4 April 2024, tetapi kemungkinan akan ditutup melemah dalam rentang Rp15.910 – Rp15.960.
Perkembangan situasi global dan domestik akan terus memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depannya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"