KONTEKS.CO.ID – Lonjakan harga beras dalam beberapa bulan terakhir jelas membuat beban ekonomi masyarakat meningkat. Keadaan ini akan sangat dirasakan saat memasuki bulan Ramadan dan Idul Fitri 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kenaikan harga beras dikhawatirkan akan melemahkan daya beli masyarakat.
Harga beras mengalami kenaikan terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir, telah diikuti oleh naiknya harga bahan pokok. Inflasi sudah perlu diwaspadai terutama saat memasuki bulan Ramadan.
“Perlu kita waspadai inflasi Ramadan biasanya terjadi kenaikan harga. Secara umum pada momen Ramadan selalu ditunjukkan data historis di mana momen Ramadan selalu terjadi inflasi,” kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri di Jakarta, pada Senin, 4 Maret 2024.
Dengan pendapatan yang tetap, sementara kenaikan harga beras terus terjadi, maka akan terjadi penurunan pembelian jumlah komoditas tersebut.
Amalia menjelaskan beberapa tahun sebelumnya beras bukan menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar.
Dalam tiga tahun terakhir, inflasi terbesar jelang bulan Ramadan dipengaruhi oleh kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi.
Tapi saat ini, beras sudah menjadi salah satu komoditas yang mempunyai andil terbesar dalam inflasi bulanan.
BPS mencatat inflasi bulanan Februari sebesar 0,37 persen (month-to-month/mtm), dengan inflasi harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasi sebesar 1,53 persen, memberikan andil lebih tinggi 0,25 persen dibanding komponen lainnya yaitu inflasi inti sebesar 0,09 persen.
Amalia memprediksi produksi beras akan mulai meningkat pada Maret dan mencapai puncak panen raya pada April 2024 mendatang. Dalam paparannya, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur akan menjadi penghasil terbesar pada musim panen raya tahun ini.
Dengan peningkatan produksi dan persediaan tersebut, diharapkan inflasi dapat dijaga
“Itu memang perlu kita mulai antisipasi dari awal tekanan inflasi di hari raya tahun ini mudah mudah-mudahan tidak terlalu besar dibandingkan tahun lalu,” katanya.
Kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi di seluruh Indonesia pada semua rantai distribusi. Sementara harga gabah kering panen saat ini Rp7.216 per kilogra dan di tingkat penggilingan Rp8.591 per kilogram.
Sementara harga beras di tingkat eceran sudah di level Rp15.157 per kilogram dan grosir Rp14.398 per kilogram.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"