KONTEKS.CO.ID – Tradisi kelompok rahasia Freemason amat unik. Mereka memiliki sandi dan ritual rahasia yang berasal dari perkumpulan abad pertengahan. Maklum, mereka merupakan organisasi persaudaraan tertua di dunia.
Tradisi kelompok rahasia Freemason berkomunikasi dengan simbol visual yang diambil dari alat stonemasonry. Simbol dan tradisi kelompok ini tidak jauh dari kaitan dengan ketuhanan, semesta dan ketekunan manusia yang berbudi luhur.
Di Indonesia, kelompok ini sempat leluasa eksis dan merekrut anggota, bahkan kabarnya turut mempengaruhi pembangunan sebuah monumen bersejarah di Jakarta- yang masih ada dan ramai dikunjungi hingga saat ini – dengan meletakkan simbol rahasia mereka.
Berikut tradisi kelompok persaudaraan ini:
- Upacara Penerimaan: Upacara ini dilakukan untuk menyatakan seseorang sebagai anggota yang sah. Upacara ini melibatkan simbol-simbol khusus dan ritual yang rahasia.
- Degrees: Memiliki berbagai tingkatan atau “degrees” yang harus dicapai oleh anggota. Setiap tingkatan memiliki simbol dan ritual khusus yang harus dipelajari dan diikuti oleh anggotanya.
- Upacara Penghormatan: Dilakukan untuk menghormati para anggota yang telah meninggal atau yang telah lama menjadi anggota persaudaraan.Â
- Upacara Penyembahan: Sebenarnya bukan penyembahan, tapi prosesi terima kasih pada sang pencipta alam semesta yang telah memberikan banyak anugerah pada kehidupan.Â
- Upacara Pembersihan: Membersihkan ruangan atau tempat upacara dari energi negatif. Upacara ini melibatkan simbol-simbol khusus dan ritual yang rahasia.
- Upacara Pembukaan dan Penutupan: Dilakukan sebagi tanda dimulainya upacara tradisi dan diakhirinya prosesi kegiatan rahasia.Â
Semua tradisi dan upacara dalam Freemason dianggap rahasia dan hanya diungkapkan kepada anggota yang telah diterima sah. Beberapa dianggap sebagai simbol-simbol yang berkaitan dengan filosofi dan mitos dari organisasi ini.Â
Namun, sebagian besar dari simbol-simbol dan ritual dalam Freemason dianggap sebagai sesuatu yang bersifat spiritual dan memiliki makna yang dalam. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"