KONTEKS.CO.ID – Pertempuran kota Soledar yang sengit selama berhari-hari antara pasukan Rusia dan tentara swasta Wagner melawan pasukan Ukraina, penasehat militer NATO dan pasokan persenjataan canggih NATO berakhir.
Kota strategis ini akhirnya bersih dari militer Ukraina, setelah pertempuran sengit kota Soledar. Kementerian Pertahanan Rusia telah mengumumkan pembebasan penuh kota ini.
Kementerian mengatakan perebutan pemukiman strategis akan memungkinkan untuk memotong rute pasokan yang digunakan oleh pasukan Ukraina di dekat Artemovsk (yang diganti namanya menjadi Bakhmut oleh pemerintah pasca-kudeta Ukraina pada 2016).
Menurut angka Kementerian Pertahanan, lebih dari 700 tentara Ukraina tewas dan 300 senjata pasokan NATO dan AS hancur dalam pertempuran kota Soledar selama tiga hari terakhir.
Pertahanan udara Rusia telah menembak jatuh sembilan roket HIMARS, Olha dan Uragan selama pertempuran.
Daerah di sekitar kota strategis, yang terletak di timur laut Donetsk telah mengalami pertempuran sengit dalam beberapa hari terakhir. Tambang Garam Soledar – dibuka pada abad ke-19 dan memiliki jaringan terowongan sepanjang 201 km yang digali hingga 288 meter di bawah tanah, merupakan tambang garam terbesar di Eropa.
“Pembebasan pemukiman Soledar, penting untuk kelanjutan operasi ofensif yang sukses di wilayah Donetsk, selesai pada malam 12 Januari,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov dalam jumpa pers media, Jumat 13 Januari, seperti dilaporkan Sputnik.
Jatuhnya Soledar berkat serangan terus-menerus oleh unit penerbangan, roket, dan artileri tentara, yang menembaki pasukan Ukraina dan mencegah transfer cadangan dan pengiriman amunisi.
Serta memblokir upaya untuk mundur ke garis pertahanan baru. “Pada saat yang sama, Pasukan Lintas Udara Rusia menduduki ketinggian yang dominan dan memblokade kota dari utara dan selatan,” kata Konashenkov.
Menurutnya, pembebasan Soledar akan memungkinkan pasukan Rusia untuk memblokir pasukan Ukraina di wilayah tersebut dan menjepit mereka.
Anggota parlemen Donetsk Vladislav Berdichevsky mengatakan bahwa kemenangan di Soledar membuka pintu bagi pembebasan sisa Donbass dan pertempuran untuk kota itu sendiri telah menjadi kuburan pasukan Ukraina.
Pasukan Ukraina dibantu oleh penasihat AS dan NATO menghabiskan waktu bertahun-tahun membangun jaringan benteng dan kubu yang kompleks di Donbass. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"