KONTEKS.CO.ID – Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina (GUR) menyebutkan Kremlin berencana untuk membeli rudal balistik Fateh-110 dan Zolfaghar dari Iran. Dalam perang melawan Ukraina, Federasi Rusia telah menggunakan 80 persen dari rudal modernnya. Rusia memiliki sekitar 120 rudal balistik yang tersisa untuk OTRK Iskander. Hal ini diumumkan oleh perwakilan GUR Vadim Skibitsky.
Ia mencatat bahwa pada Oktober Rusia menembakkan 25 Iskander di Ukraina, dan Angkatan Bersenjata Ukraina hanya mampu menembak jatuh tiga. Skibitsky memperkirakan bahwa Rusia hanya memiliki 120 Iskander yang tersisa. Namun, sumber lain mengklaim bahwa jumlahnya sekitar 40 buah. Hal tersebut dilaporkan oleh Perild.
GUR mengatakan karena cadangan misil Federasi Rusia diisi ulang oleh Iran, maka militer Rusia dapat menggandakan serangannya. Kremlin berencana untuk membeli rudal balistik Fateh-110 dan Zolfaghar dari Iran dan mengirimkannya melalui udara ke Krimea dan melalui laut ke pelabuhan Rusia di Laut Kaspia.
Ia mengakui bahwa Ukraina belum memiliki pertahanan yang efektif terhadap rudal Iran, yang mencapai target dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada rudal jelajah atau drone, atau terhadap rudal mirip Iskander dan Kinzhal.
Skibitsky juga melaporkan bahwa militer Rusia menggunakan wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk untuk penyimpanan dan pemeliharaan rudal. Selain itu, Rusia juga dapat menyembunyikan pesawat nirawak atau drone (UAV) Iran di sana.
Sebelumnya, intelijen mengatakan bahwa Iran berencana mengirim lebih dari 200 drone tempur ke Rusia pada awal November. Namun hal ini terlanjur terungkap ke publik.
Rusia menuduh GUR yang dipandu intelijen Inggris bertanggung jawab atas peledakan jembatan Krimea. Saat ini kepala GUR Kyrylo Budanov menjadi sosok yang paling diburu Rusia atas peledakan ini. Sebagai aksi balasan atas dibomnya infrastruktur sipil ini, Rusia melakukan serangan ke infrastruktur listrik Ukraina. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"