KONTEKS.CO.ID – Rudal nuklir Rusia, tepatnya S-400 dan rudal Iskander yang mampu membawa bom nuklir telah bersiaga di Belarus. Hal tersebut diungkapkan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada awal pekan ini.
“Hari ini, kami telah mengerahkan sistem S-400 dan, yang terpenting, sistem Iskander yang telah Anda serahkan kepada kami, seperti yang Anda janjikan enam bulan lalu,” kata Lukashenko pada wartawan, seperti dimuat Eurasian Times.
Tak hanya itu, negara ini juga tengah mempersiapkan pilotnya untuk pesawat yang dapat membawa rudal nuklir Rusia atas asistensi negara beruang merah.
Menurut Lukashenko, “ini bukan ancaman bagi siapa pun.”
Sebelumnya pada bulan Oktober, Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan bahwa negaranya akan segera menerima sistem peluru kendali 9K720 Iskander dan sistem pertahanan udara S-400 yang dipasok Rusia.
AS dan Polandia resah
Sistem rudal Iskander dan pertahanan udara S-400 terbilang menakutkan, karena selain performa dan ketangguhannya, dua jenis senjata berat ini memiliki kemampuan membawa nuklir. Hal ini membuat ngeri Polandia yang berbatasan dengan Belarus.
Sebagai tanggapan, seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa Washington menganggap “serius” dugaan ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir dan mengkritik Presiden Putin karena berbicara tentang penggelaran rudal nuklir di Belarus.
Sebagai tanggapan, Polandia telah meminta agar senjata nuklir AS ditempatkan di wilayahnya, meskipun Gedung Putih menolak menerima permintaan semacam itu.
Lukashenko bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yang tiba di Minsk untuk mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari Belarusia, Viktor Khrenin, dan membahas masalah mendesak yang berkaitan dengan kerja sama militer bilateral.
Kepala pertahanan Rusia dan Belarus menandatangani protokol perjanjian bilateral 1997 tentang ketentuan bersama keamanan regional.
Lukashenko juga memuji solidaritas di antara pasukan Rusia dan Belarusia, dengan mengatakan bahwa mereka berlatih “seperti satu tentara” selama latihan kesiapan tempur kelompok militer gabungan regional. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"