KONTEKS.CO.ID – Paus Fransiskus menyesalkan bahwa pesan perdamaian Yesus ditenggelamkan oleh ‘logika perang yang sia-sia’ di negara tempat Yesus dilahirkan. Pesan ini sampaikan dia saat memimpin umat Katolik Roma di seluruh dunia merayakan Natal.
Fransiskus memimpin Misa Malam Natal yang khidmat di Basilika Santo Petrus pada Minggu, 24 Desember 2023. Pada Natal ke-11 pada masa kepausannya, Fransiskus dalam khutbahnya juga berbicara tentang konflik di Tanah Suci.
“Hati kita ada di Bethlehem, di mana sang Pangeran Perdamain sekali lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia, oleh bentrokan senjata yang bahkan sampai hari ini menghalanginya untuk menemukan ruang di dunia ini,” katanya.
Dikutip dari Reuters, Fransiskus menyampaikan bahwa pesan Natal yang sesungguhnya adalah perdamaian dan cinta.
Di hadapan 6.500 umat di Basilika Santo Petrus dan lebih banyak lagi yang menyaksikan melalui layar di alun-alun, dia mendesak semua orang untuk tidak terobsesi dengan kesuksesan duniawi dan penyembahan konsumerisme.
Fransiskus mengatakan bahwa, meskipun banyak orang mungkin merasa sulit merayakan Natal di ‘dunia yang begitu menghakimi dan tidak memaafkan ini’ mereka harus mencoba mengingat apa yang terjadi pada Natal pertama.
“Malam ini, cinta mengubah sejarah,” katanya.
Sebelumnya Fransiskus juga menyinggung aksi terorisme terkait pembunuhan seorang ibu Kristen Palestiina dan putrinya oleh penembak jitu Israel di sebuah gereja di Gaza.
Dilansir dari Reuters, pernyataan Paus Fransiskus ini berkaitan dengan peristiwa ditembak matinya Nahida Khalil Anton dan putrinya, Samar, di kompleks Paroki Keluarga Kudus di Gaza.
Paus Fransiskus menyatakan keprihatinannya atas serangan terhadap warga sipil tak bersenjata di Gaza bahkan di kompleks peribadahan. Ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut merupakan tindakan terorisme yang sangat kejam.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"