KONTEKS.CO.ID – Latihan udara NATO. Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) akan meluncurkan latihan udara militer terbesar dalam 74 tahun sejarahnya.
CGTN melaporkan, Senin 12 Juni 2023, latihan udara NATO akan melibatkan lebih dari 250 pesawat dan 10.000 peserta dari 25 negara.
Dipandu oleh Jerman, latihan bernama Air Defender 23 akan berlangsung mulai 12-23 Juni. Latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pencegahan aliansi transatlantik terhadap Rusia, serta kolaborasi strategis di antara para anggotanya, menurut Wei Dongxu, seorang pengamat militer dari CRI News Radio.
“Tujuan lainnya adalah untuk menciptakan suasana untuk KTT NATO pada bulan depan di Vilnius, Lituania,” kata Wei.
Dilaporkan bahwa rencana operasional terperinci melawan Rusia dapat diadopsi di KTT tersebut.
Pasukan yang berpartisipasi dalam latihan mulai tiba di Eropa pada 29 Mei dan operasi direncanakan akan dilakukan dari Islandia ke Rumania. Dengan sebagian besar penerbangan dilakukan di tiga wilayah Jerman dan Laut Utara.
Misi putar cepat juga dijadwalkan di lapangan terbang terpencil di Eropa Timur.
Libatkan Militer AS
Sekitar setengah aset milik AS, yang akan mengirim sekitar 100 pesawat ke Eropa, dengan Air National Guard cadangannya menyediakan sebagian besar dari latihan. Badan media A.S. Air Force Times minggu lalu menyebutnya pertunjukan kekuatan yang tidak biasa untuk komponen paruh waktu.
Swedia, yang ingin menjadi anggota NATO, dan Jepang juga akan ambil bagian dalam latihan militer tersebut.
Letnan Jenderal Ingo Gerhartz dari Angkatan Udara Jerman, yang mengoordinasikan latihan tersebut, mengatakan, pihaknya bermaksud untuk menunjukkan bahwa wilayah NATO adalah garis merah.
Sebab pasukan NATO siap untuk mempertahankan setiap sentimeternya. “Tapi kami tidak akan, misalnya, melakukan penerbangan menuju Kaliningrad,” tandasnya.
Kaliningrad adalah daerah kantong Rusia yang terletak di Laut Baltik antara Polandia dan Lituania. “Jadi ini dimaksudkan untuk menjadi defensif,” tambah Gerhartz.
Meskipun NATO telah mengklaim latihan itu sebagai “defensif”, mereka pada dasarnya ditargetkan untuk melatih perakitan cepat dan operasi sistemik jarak jauh di antara angkatan udara anggotanya, menurut Wei.
Persiapan Hadapi Rusia
Sementara latihan diklaim melampaui pencegahan, Letnan Jenderal Michael A Loh, Direktur US Air National Guard, mengatakan pada 7 Juni, bahwa ini menyatukan aliansi dengan cepat.
“Dengan kekuatan yang kredibel, untuk memastikan bahwa jika Rusia pernah menyerang, di perbatasan NATO, kami siap berangkat,” tandasnya.
“Latihan itu jelas ditujukan pada Rusia dan NATO melakukan segala yang mungkin untuk menekan Rusia,” kata Wei.
Dia juga mengatakan bahwa dalam menghadapi latihan militer NATO yang agresif, Rusia pasti akan menunjukkan kemampuannya untuk melakukan serangan balik. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"