KONTEKS.CO.ID – Starbucks, perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, mengumumkan penurunan laba pada periode Januari-Maret 2024.
Pendapatan menurun di pasar utama seperti Amerika Utara dan China.
Kepala Eksekutif Starbucks, Laxman Narasimhan, menyatakan ketidakpuasan atas kinerja perusahaan tersebut.
Dia juga menghubungkannya dengan prospek ekonomi yang kurang baik yang berdampak pada penjualan secara luas.
Menurut laporan yang rilis pada Rabu, 1 April 2024, laba Starbucks pada kuartal tersebut mencapai USD772,4 juta atau sekitar Rp12,5 triliun.
Jumlah ini menurun 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Begitu pula dengan pendapatannya yang turun dua persen menjadi USD8,6 miliar atau sekitar Rp139 triliun.
Penurunan pendapatan terutama terjadi di pasar Amerika Utara sebesar tiga persen, dan di China sebesar 11 persen.
Narasimhan mengungkapkan, perusahaan telah merencanakan serangkaian langkah untuk memperbaiki kinerja mereka setelah kuartal yang menantang ini.
Salah satu strategi utama yang mereka usung adalah meningkatkan pesanan online.
Dalam konferensi telepon dengan para analis, Narasimhan menjelaskan Starbucks telah mencatat banyak kasus di mana konsumen memulai pemesanan secara daring namun tidak melanjutkan transaksi tersebut.
“Di sinilah letak peluangnya. Penting untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pesanan online dan memperluas basis pelanggan secara digital,” kata Narasimhan.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"