KONTEKS.CO.ID – Dominic Raab mundur. Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak diguncang oleh pengunduran diri sekutu utama dalam kabinetnya, Dominic Raab atas tuduhan intimidasi atau nge-bully.
Dominic Raab mundur sebagai Wakil PM Inggris pada hari Jumat, 21 April 2023, waktu setempat. Dia menjalani penyelidikan karena dituduh melakukan jabatannya untuk mengintimidasi.
Dalam surat pengunduran diri yang di-posting di Twitter pada hari Jumat, Dominic Raab mengatakan, dirinya memutuskan untuk berhenti sebagai wakil perdana menteri sekaligus menteri kehakiman setelah penyelidikan resmi menemukan beberapa klaim yang dibuat terhadapnya dibenarkan.
Sunak mengatakan, dia menerima pengunduran diri Raab dengan rasa sangat sedih. Kemudian menggantinya dengan Oliver Dowden.
Peninjauan terhadap tuduhan Raab, yang dilakukan oleh penyelidik independen Adam Tolley, mengikuti delapan pengaduan resmi tentang perilakunya saat menjabat sebagai menteri luar negeri, sekretaris Brexit, dan menteri kehakiman.
“Saya menyerukan penyelidikan dan berjanji untuk mengundurkan diri, jika ada temuan intimidasi apa pun. Saya percaya penting untuk menjaga kata-kata saya,” janji Raab mengutip CNN, Sabtu, 22 April 2023.
Dia menambahkan, penyelidikan atas tuduhan tersebut dibatalkan semua kecuali dua tuduhannya. “Tidak sekali pun, dalam empat setengah tahun, bersumpah atau meneriaki siapa pun, apalagi melempar apa pun atau secara fisik mengintimidasi siapa pun, atau dengan sengaja berusaha meremehkan siapa pun,” katanya membela diri
Laporan tersebut, yang diterbitkan secara lengkap setelah pengunduran diri Raab pada hari Jumat, menyimpulkan bahwa dia bertindak dengan cara yang mengintimidasi, dalam arti perilaku agresif yang tidak masuk akal dan terus-menerus dalam konteks rapat kerja.
“Tindakannya juga melibatkan penyalahgunaan atau penyalahgunaan kekuasaan dengan cara yang melemahkan atau mempermalukan,” simpul penyelidikan.
Lebih lanjut dikatakan, perilaku Raab dirasakan sebagai merendahkan atau mempermalukan individu yang terkena dampak, yang tidak dapat dihindari.
“Dapat disimpulkan bahwa (Raab) sadar bahwa ini akan menjadi akibat dari perilakunya; paling tidak, dia seharusnya sadar,” bunyi laporan itu.
Raab memegang beberapa jabatan penting sejak bergabung dengan pemerintah sebagai menteri muda pada 2015. Selain menjabat sebagai wakil perdana menteri, dia juga menjabat sebagai sekretaris kehakiman dan Lord Chancellor dalam pemerintahan Perdana Menteri Rishi Sunak. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"