KONTEKS.CO.ID - Kemajuan besar dalam kecerdasan buatan (AI) membuat para peneliti dapat merancang molekul yang sepenuhnya orisinal dalam hitungan detik, bukan bulan.
Alat kecerdasan buatan membantu para ilmuwan menemukan protein yang bentuknya tidak seperti apa pun di alam.
Pada bulan Juni lalu, regulator Korea Selatan mengizinkan obat pertama, vaksin COVID-19, dibuat dari protein baru yang dirancang oleh manusia. Vaksin ini didasarkan pada 'partikel nano' protein bulat yang dibuat oleh para peneliti hampir satu dekade lalu, melalui proses coba-coba.
Sekarang, berkat kemajuan besar dalam kecerdasan buatan (AI), tim yang dipimpin oleh David Baker, ahli biokimia di University of Washington (UW) di Seattle, melaporkan di laman Science bahwa dia dapat merancang molekul seperti itu dalam hitungan detik, bukan bulan.
Upaya semacam itu adalah bagian dari perubahan besar secara ilmiah, karena alat AI seperti perangkat lunak prediksi struktur protein DeepMind, AlphaFold, dianut oleh para ilmuwan kehidupan.
Pada bulan Juli, DeepMind mengungkapkan, versi terbaru AlphaFold telah memprediksi struktur untuk setiap protein yang diketahui sains. Dan beberapa bulan terakhir telah melihat pertumbuhan eksplosif dalam alat AI -beberapa berdasarkan AlphaFold- yang dapat dengan cepat memimpikan protein yang benar-benar baru.
Sebelumnya, ini merupakan pengejaran yang melelahkan dengan tingkat kegagalan yang tinggi. “Sejak AlphaFold, ada perubahan dalam cara kami bekerja dengan desain protein. Kami sedang menyaksikan saat-saat yang sangat menyenangkan,” ungkap Noelia Ferruz, ahli biologi komputasi di University of Girona, Spanyol, disitas Nature.com.