digital

Drone X-Intra, Senjata Baru Israel untuk Membunuh Rakyat Gaza Palestina

Senin, 16 Juni 2025 | 20:30 WIB
Pasukan Pertahanan Israel atau IFD bakal diperkuat drone terbaru Elbit, namanya X-Intra. (Elbit)

d
KONTEKS.CO.ID - Di tengah perang jual-beli rudal dengan Iran, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperbarui persenjataannya -dalam hal ini drone tempur.

IDF dikabarkan mendapatkan drone perang terbaru Elbit yang mampu membawa muatan lebih berat dan dapat dikerahkan dalam hitungan menit. Spesifikasi yang mencerminkan pelajaran dari medan perang di Jalur Gaza, Palestina.

Flying Production, anak perusahaan Elbit Systems, telah memulai produksi serial drone tempur X-Intra barunya, yang menjanjikan kemampuan medan perang yang lebih baik.

Baca Juga: Ekonom Memperkirakan Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di 5,50 Persen

Situs teknologi C-Tech, Senin 16 Juni 2025 melaporkan, salah satu fitur menonjolnya adalah kemampuannya membawa muatan sekitar 30 kilogram—sangat berat dibandingkan kebanyakan pesawat nirawak di pasaran dan lebih dari dua kali lipat kapasitas pendahulunya, drone Tzur. Ya drone ini menjadi dasar perakitan X-Intra. 

Meskipun memiliki muatan besar, drone ini cukup ringkas untuk disimpan dalam keadaan dibongkar di dalam tas berlapis yang dapat dibawa oleh seorang prajurit. 

Menurut pengembangnya, drone ini dapat dikerahkan dan dioperasikan hanya dalam waktu dua menit.

Baca Juga: Selain Rudal, Israel Kelimpungan Hadapi Serangan Siber Iran: Peretas Tutup Situs Mossad

Diklasifikasikan sebagai pesawat nirawak multi-misi, X-Intra dirancang untuk mengangkut pasokan mendesak ke zona pertempuran, menyediakan intelijen visual ketinggian tinggi melalui kamera canggih, dan, bila perlu, menyerang target manusia menggunakan amunisi presisi.

Flying Production belum mengungkapkan klien mana yang telah memesan X-Intra. Namun, pesawat nirawaknya yang ada—yang berpusat pada model Tzur—telah menjadi bagian integral dari operasi Pasukan Pertahanan Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan di sepanjang perbatasan Lebanon. 

Di luar Israel, perusahaan tersebut telah menjual pesawat nirawak ke beberapa militer asing, meskipun pelanggan spesifiknya masih dirahasiakan. Hingga saat ini, pesawat nirawaknya telah mencatat lebih dari 20.000 jam terbang operasional.

Baca Juga: Vonis Penjara Seumur Hidup Plus Dipecat dari TNI AL untuk Pelaku Pembunuhan Jurnalis Juwita

Berbasis di zona industri Rosh HaAyin, Flying Production diakuisisi oleh Elbit pada 2019 sebagai bagian dari dorongan strategisnya ke bidang pesawat nirawak tempur taktis yang berkembang pesat. 

Menurut CEO Eyal Dahan, pengalaman tempur yang diperoleh dari drone sebelumnya—termasuk Magni-X dan TerminaTHOR—mengarah pada keputusan untuk melengkapinya dengan muatan elektro-optik (EOP) kelas atas, beberapa di antaranya bernilai sekitar USD500.000. 

Sensor ini digunakan untuk pengawasan terus-menerus dan akuisisi target.

Kini bertambah peralatan perang canggihb Israel yang digunakan untuk membunuh dengan mudah warga Jalur Gaza yang tak bersenjata. ***

Tags

Terkini