KONTEKS.CO.ID – Jaringan 5.5G vs 5G tengah menjadi pembicaran para pemerhati teknologi. Saat sejumlah negara baru memulai 5G, China selangkah lebih maju.
Dalam lanskap teknologi jaringan seluler yang terus berkembang, transisi dari 4G ke 5G merupakan sebuah lompatan maju yang signifikan.
Namun, seiring dengan kemajuan yang terus berlanjut, kemunculan jaringan 5.5G menimbulkan pertanyaan tentang apa yang membedakannya dari pendahulunya 5G.
Artikel ini menyelidiki perbedaan utama antara jaringan 5.5G dan 5G. Menyoroti aspek-aspek utama yang mendefinisikan teknologi mutakhir ini.
Memahami Teknologi Jaringan 5G dan 5.5G
5G, teknologi jaringan seluler generasi kelima, telah merevolusi konektivitas dengan janji kecepatan lebih tinggi, latensi lebih rendah, dan peningkatan kapasitas.
Teknologinya bertujuan menghubungkan mesin, objek, dan perangkat secara mulus, menawarkan pengalaman pengguna yang lebih baik dan mendukung beragam aplikasi. Mulai dari ponsel pintar hingga Internet of Things (IoT).
Dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 75 hingga 400 Mbps dan potensi kecepatan yang lebih tinggi lagi, 5G mewakili kemajuan signifikan daripada pendahulunya.
Sementara jaringan 5.5G mewakili evolusi lebih lanjut dalam teknologi jaringan seluler. Teknologinya terbangun di atas pondasi yang diletakkan oleh 5G.
Meskipun 5G telah menetapkan standar baru untuk konektivitas, 5.5G bertujuan mendorong batasan lebih jauh lagi. Teknologinya menawarkan peningkatan kemampuan dan mengatasi tantangan spesifik yang ada dalam jaringan 5G.
Latensi dan Kecepatan Jaringan 5.5G vs 5G
Salah satu perbedaan utama antara jaringan 5G dan 5.5G terletak pada latensi dan kecepatan. 5G telah mengurangi latensi secara signifikan, dengan kecepatan di bawah 5 milidetik. Hal itu memberikan kecepatan unduh yang lebih cepat dibandingkan 4G.
Sebaliknya, jaringan 5.5G bertujuan untuk mengurangi latensi, menawarkan respons yang hampir seketika untuk aplikasi dan layanan real-time.
Pengurangan latensi pada jaringan 5.5G menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi, melampaui kemampuan 5G. Dan memungkinkan konektivitas tanpa batas untuk banyak perangkat.
Menurut laporan terbaru dari GlobalData, jaringan 5.5G menjanjikan kecepatan 10 kali lebih cepat ketimbang jaringan 5G saat ini. Dengan kecepatan downlink 10Gbps dan kecepatan uplink 1Gbps.
Hal ini dicapai melalui kemajuan dalam fabrikasi semikonduktor, yang memungkinkan produsen 5.5G memasukkan daya komputasi yang signifikan ke dalam perangkat seluler.
Pada saat yang sama, pemasok peralatan jaringan menggabungkan desain cloud-native ke dalam jaringan akses radio (RAN) 5G dan 5G Core. Sehingga menciptakan jaringan 5.5G yang lebih otomatis dan cerdas yang dapat memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).
Selain kecepatan yang lebih cepat dan latensi yang lebih rendah, jaringan 5.5G juga menghadirkan jangkauan yang lebih luas. Apalagi dengan dukungan koneksi yang lebih banyak yakni target 100 miliar koneksi.
Peningkatan ini akan memungkinkan layanan yang sensitif terhadap waktu menjadikan 5.5G sebagai jembatan penting menuju masa depan 6G.
Bandwidth dan Kapasitas Jaringan
Jaringan 5G telah memperkenalkan bandwidth yang lebih besar, memungkinkan lebih banyak data dikirimkan secara efisien. Namun, jaringan 5.5G mengambil langkah lebih jauh dengan memperluas kapasitas bandwidth dan mengakomodasi meningkatnya permintaan aplikasi dan layanan intensif data.
Dengan saluran yang lebih luas dan teknik pengkodean yang lebih baik, jaringan 5.5G dapat mendukung volume lalu lintas data yang lebih tinggi, memastikan pengoperasian yang lebih lancar dan peningkatan kinerja jaringan.
Arsitektur Jaringan 5.5G vs 5G
Arsitektur jaringan 5.5G berbeda dengan 5G, khususnya dalam hal stasiun pangkalan dan kepadatan sel. Meskipun 5G memanfaatkan teknologi sel kecil dan pita frekuensi tinggi untuk meningkatkan kecepatan dan jangkauan, jaringan 5.5G lebih mengoptimalkan penerapan stasiun pangkalan dan kepadatan sel.
Dengan menempatkan sel-sel kecil secara strategis dan mengoptimalkan infrastruktur jaringan, jaringan 5.5G dapat mencapai jangkauan yang lebih luas, kekuatan sinyal yang lebih baik, dan kapasitas jaringan yang lebih baik. Jaringan ini akan memenuhi kebutuhan pengguna dan aplikasi yang terus berkembang.
Aplikasi dan Kasus Penggunaan
Jaringan 5G telah membuka jalan bagi berbagai aplikasi, mulai dari konektivitas seluler yang lebih baik hingga penerapan IoT. Dengan jaringan 5.5G, cakupan aplikasinya semakin diperluas, memungkinkan penggunaan tingkat lanjut seperti kendaraan otonom, operasi jarak jauh, dan pengalaman augmented reality.
Peningkatan kecepatan, latensi yang lebih rendah, dan peningkatan keandalan jaringan 5.5G membuka kemungkinan bagi teknologi transformatif yang mengandalkan konektivitas tanpa batas dan pemrosesan data real-time.
Beberapa kasus penggunaan utama jaringan 5.5G mencakup panggilan 3D, kolaborasi real-time untuk karyawan di berbagai lokasi, pendidikan dan manufaktur, dan pengalaman pengguna yang lebih mendalam menggunakan augmented reality (AR), virtual reality (VR), atau Extended reality ( XR) dan AI.
Huawei 5.5G
Meskipun jaringan 5.5G masih dalam tahap pengembangan, dan diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025, beberapa perusahaan telah mulai mengembangkan perangkat yang mendukung konektivitas 5.5G.
Misalnya, ponsel seri Find X7 teratas Oppo tahun 2024 terlaporkan menjadi yang pertama mendukung jaringan 5GA. Xiaomi 14 Ultra sekarang mendukung jaringan ini melalui pembaruan internal.
Kesimpulan Jaringan 5.5G vs 5G
Kesimpulannya, transisi dari jaringan 5G ke 5.5G mewakili kemajuan signifikan dalam teknologi jaringan seluler, menawarkan peningkatan kemampuan dan menjawab kebutuhan yang terus berkembang di dunia yang terhubung.
Dengan peningkatan dalam latensi, kecepatan, bandwidth, dan arsitektur jaringan, jaringan 5.5G menetapkan standar baru untuk konektivitas, mengantarkan era baru yang penuh inovasi dan kemungkinan.
Seiring dengan terus berkembangnya teknologi ini, masa depan menjanjikan perkembangan yang lebih besar lagi di bidang komunikasi dan konektivitas nirkabel. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"