KONTEKS.CO.ID - Israel ternyata menggunakan rudal penghindar radar untuk menyerang pertahanan S-300 di dekat lokasi nuklir Natanz.
The New York Times (NYT), Minggu 21 April 2024, melaporkan, serangan itu ‘dikalibrasi’ untuk menunjukkan kemampuan Israel menghindari pertahanan udara Iran. Ini akan membuat Teheran ‘berpikir dua kali’ sebelum melakukan serangan lain.
Sementara Menlu Iran mengklaim mereka hanya menghadapi 'mainan' dalam pada saat menerima serangan balik Israel.
"Serangan Israel pada Kamis-Jumat malam terhadap pertahanan udara Iran di dekat situs nuklir Natanz terduga menggunakan rudal berteknologi tinggi. Rudal mampu menghindari sistem radar Iran, dalam sebuah tindakan yang 'dikalibrasi untuk membuat Iran berpikir dua kali' sebelum melancarkan serangan langsung lainnya terhadap Israel," tulis NYT, Sabtu 20 April 2024, waktu setempat.
Dua pejabat Barat yang tidak tersebutkan namanya kepada surat kabar tersebut mengatakan, rudal tersebut bertujuan menunjukkan kepada Teheran. Yakni, Israel mampu mengelak dan menetralisir pertahanannya.
Dua pejabat Iran mengatakan, Israel serang balik Iran mengenai sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia. Mereka mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Iran tidak mendeteksi adanya penyusupan ke wilayah udaranya dari drone, rudal, atau pesawat terbang.
Rudal Serangan Balik Israel ke Iran Berasal dari Jet Tempur
NYT mengatakan, rudal berasal dari pesawat tempur yang tertembakkan “jauh dari wilayah udara Israel atau Iran”.
Laporan juga mengatakan, baik pesawat maupun rudal tersebut tidak memasuki wilayah udara Yordania. Ini langkah yang untuk menjaga Amman dari potensi dampak serangan balasan.
Yordania terketahui membantu menembak jatuh beberapa dari ratusan drone dan rudal yang Iran tembakkan ke Israel pada akhir pekan ke kemarin.
Citra satelit yang Times of Israel lihat menunjukkan kerusakan pada radar sistem S-300 di Pangkalan Udara Shekari Kedelapan di Isfahan. Ini terklaim Israel sebagai bagian dari pertahanan situs nuklir Natanz yang sangat rahasia.
Gambar tersebut tidak segera terizinkan untuk terpublikasi, sesuai dengan kebijakan agensi yang mengambil foto tersebut.
Citra satelit radar aperture sintetis tambahan yang terambil pada hari Jumat juga menunjukkan bukti bahwa lokasi radar menjadi sasaran.
The New York Times mengatakan serangan itu sengaja terancang untuk mengirimkan pesan tentang bagaimana serangan yang lebih luas bisa terjadi. Di mana Zionis mampu menembus pertahanan Iran tanpa terdeteksi.
Para pejabat pertahanan AS juga mengatakan kepada NYT bahwa ada kekhawatiran di Washington. Bahwa serangan langsung oleh kedua negara pekan ini dapat mendorong kekerasan lebih lanjut ke depannya.
Dampak lainnya bisa berupa upaya Iran untuk lebih melindungi aset-aset nuklirnya dan membuat mereka lebih sulit terserang. "Serta potensi dorongan untuk memindahkan persenjataan lebih dekat ke Israel jika terjadi konfrontasi lagi," kata para ahli kepada surat kabar tersebut.
Media AS melaporkan pada hari Jumat bahwa dugaan serangan Israel di Iran melampaui jangkauan beberapa drone kecil yang Teheran klaim. ABC News adalah yang pertama melaporkan bahwa pertahanan udara di Isfahan adalah bagian dari barisan pertahanan situs rahasia Natanz di dekatnya.
Mengutip “sumber-sumber senior militer AS”, Fox News melaporkan, sasaran serangan itu adalah pangkalan militer di Isfahan, dan bukan fasilitas nuklir yang terjaga ketat, yang terletak sekitar 100 kilometer di sebelah utara kota tersebut. ***